Tebu – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 29 Sep 2017 10:07:19 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Tebu – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Lahan Perhutani Ditanami Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/lahan-perhutani-ditanami-tebu/ Fri, 29 Sep 2017 10:07:19 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49943 KOMPAS (29/9/2017) | PT Perkebunan Nusantara XI (Per­sero) menambah area tanam te­bu seluas 374,9 hektar di lahan milik Perum Perhutani Divisi Re­gional II Jawa Timur. Secara ber­tahap, direncanakan 1834 hektar lahan milik Perhutani akan di­manfaatkan PTPN XI untuk per­luasan lahan tebu.

Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi, Kamis (28/9), di Sura­baya, mengatakan, lahan seluas 374,9 hektar itu terdapat di Ka­bupaten Bojonegoro, Ngawi, dan Madiun. Penambahan lahan me­lalui kerja sama dengan Perhu­tani ini merupakan bagian dari upaya peningkatan produksi tebu di Jatim sekaligus sinergi antar Badan Usaha Milik Negara.

Kerja sama pemanfaatan lahan PTPN XI dengan Perhutani menggunakan sistem kerja sama usaha. Perhutani mendapatkan biaya sewa dan akan mendapat­kan tambahan pembagian keun­tungan jika tebu yang digiling menghasilkan lebih dari 70 ton gula per hektar dengan rende­men 7. PTPN XI mendapat bagi­an 66 persen dan Perhutani men­dapat 34 persen keuntungan.

Lahan itu kini masih dalam tahap persiapan penanaman bi­bit tebu dan menurut rencana tahun depan mulai ditanami tebu giling. Tebu akan disalurkan ke pabrik gula terdekat Selain dari lahan Perhutani, tahun ini PTPN XI juga sudah membeli lahan seluas 367 hektar di Situbondo untuk perluasan lahan tebu.

Kebutuhan Bertambah

Tambahan lahan tebu, menu­rut Cholidi, untuk mengantisi­pasi bertambahnya kebutuhan karena ada dua pabrik gula (PG) di PTPN XI yang kapasitasnya ditambah. “Di PG Asembagoes, Situbondo, kapasitas giling di­tambah dari 3.000 ton cane per day (TCD) menjadi 6.000 TCD, sedangkan di PG Djatiroto, Lu­majang, dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD”, katanya.

Hingga September 2017, lahan hak guna usaha milik PTPN XI seluas sekitar 9500 hektar. Tar­get produksi gula kristal putih 449.462 ton dengan rendemen 7,9 persen. Target ini lebih tinggi daripada produksi tahun lalu se­besar 319.913 ton dengan rende­men 625 persen.

Kepala Perhutani Divisi Regio­nal Jawa Timur Sangudi Mu­hammad mengatakan, pihaknya menyiapkan 11.1977 hektar lahan yang bisa dimanfaatkan BUMN lain. Lahan disiapkan untuk mendukung pencapaian program swasembada pangan. “Kerja sa­ma diharapkan bisa meningkat­kan produktivitas lahan Pehutani,” katanya.

Kerja sama pemanfaatan lahan juga akan dilakukan dengan pro­dusen gula lain, yakni PTPN X, PT Rajawali Nusantara Indone­sia, dan PT Kebun Tebu Mas. Tambahan lahan itu nantinya bi­sa menambah pasokan tebu ke pabrik gula agar kapasitas giling bisa maksimal dan tidak keku­rangan bahan baku. (SY/VETA)

Sumber: Kompas, hal. 23

Tanggal: 29 September 2017

]]>
PG Asembagoes Mulai Direvitalisasi https://stg.eppid.perhutani.id/pg-asembagoes-mulai-direvitalisasi/ Tue, 09 May 2017 01:46:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46821 BUMNTODAY.COM (8/5/2017) | Pabrik Gula Asembagoes di Situbondo, Jawa Timur, mulai direvitalisasi. Targetnya, kapasitas gilingnya meningkat dari 3.000 ton per hari atau Ton Cane per Day (TDC) menjadi 6.000 TDC.
“Dengan peningkatan kapasitas giling menjadi 6.000 ton per hari, tentu peralatannya lebih modern. Sehingga rendemennya akan lebih tinggi. Diharapkan juga peningkatan kapasitas ini bisa menghasilkan listrik 10.000 Mega watt,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam acara peletakan batu pertama revitalisasi PG Asembagoes, Senin (8/5/2017).
Rini berharap semua petani di Situbondo semakin terdorong menanam tebu, untuk mengimbangi peningkatan kapasitas giling yang ada di PG Asembagoes. Pimpinan PG Asembagoes pun diminta untuk lebih mendorong petani tebu, melalui pembinaan dan pelatihan.
“Sehingga masyarakat yang mempunyai lahan mau menanam tebu lebih banyak. Karena dengan peningkatan kapasitas giling ini, tentunya dibutuhkan tebu dua kali lipat dari tahun kemarin,” ucapnya.
Menurut Rini, lahan-lahan di Situbondo memiliki potensi yang bagus dan sangat kondusif untuk tanaman tebu. Dia mengaku dapat laporan bahwa ada sebagian lahan milik Perhutani yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk menanam tebu, meski sekarang kondisinya membutuhkan aliran air.
Ini mungkin juga bisa dimanfaatkan untuk membuat program kerja sama antara PG dengan Perhutani, dan juga pondok-pondok pesantren untuk meningkatkan tanaman tebu di Situbondo.
“Kalau ke depan semakin banyak yang bersemangat menanam tebu, kalau perlu di Situbondo ini kita akan bangun pabrik gula baru dengan kapasitas yang sama. Tolong ini bisa dikasih tahu ke bapak bupati,” tegas Rini.

Sumber : bumntoday.com

Tanggal : 8 Mei 2017

]]>
Pemerintah Targetkan Produksi Gula BUMN 1,6 Juta/Ton https://stg.eppid.perhutani.id/pemerintah-targetkan-produksi-gula-bumn-16-jutaton/ Fri, 10 Mar 2017 01:45:56 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45789 METROTVNEWS.COM (9/3/2017) | Pemerintah menargetkan produksi gula BUMN pada 2017 mencapai 1,6 juta ton atau meningkat 33 persen dari realisasi 1,2 juta ton pada 2016.

“Peningkatan produksi gula BUMN pada 2017 akan dicapai melalui program penataan ulang pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Pulau Jawa periode 2016-2020,” kata Deputi Bidang Usaha Agro da Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, dikutip dari Antara, Kamis 9 Maret 2017.

Menurut Wahyu, saat ini kebutuhan gula nasional mencapai 5,7 juta ton per tahun, di mana 2,8 juta untuk kebutuhan konsumsi dan 2,9 juta ton untuk industri.

“Kontribusi pabrik gula BUMN terhadap kebutuhan nasional masih sangat kecil. Perlu upaya yang terstruktur dan berkesinambungan antara pengembangan atau membangun pabrik gula baru dengan kepastian ketersediaan bahan baku tebu terhadap kapasitas pabrik gula,” katanya.

Ia menambahkan, peningkatan produksi pabrik gula dilakukan pada sisi on farm (kebun tebu) dan off farm (pabrik gula) yang dijalankan secara pararel untuk menciptakan efisiensi.

Penataan ulang pabrik gula BUMN akan dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama peningkatan kapasitas produksi, kedua optimalisasi kapasitas dan produktivitas, ketiga penutupan pabrik gula yang kapasitas produksinya di bawah 2.000 ton tebu per hari (TCD).

“Kondisi pabrik gula BUMN saat ini cukup memprihatinkan karena di bawah skala ekonomi. Dari 45 pabrik gula hanya 25 persen yang memiliki kapasitas produksi di atas 4.000 TCD, dan 78 persen pabrik gula di Jawa berusia di atas 100 tahun, sehingga sangat tidak kompetitif,” kata Wahyu.

Untuk itu tambahnya, dalam mengembangkan pabrik gula BUMN, setidaknya dibutuhkan investasi hingga sekitar Rp13,61 triliun dalam lima tahun ke depan yang digunakan untuk membangun pabrik baru, meningkatkan kapasitas produksi mesin dan termasuk pengembangan lahan kebun.

“Selain pembangunan pabrik baru, kami juga akan menutup pabrik gula yang tidak produktif sehingga jumlah pabrik gula saat sebanyak 45 pabrik gula akan berkurang menjadi hanya 22 pabrik gula,” ujarnya.

Meski begitu disebutkan Wahyu, dalam pengembangan dan penataan pabrik gula membutuhkan sinergi semua pihak, terutama dalam ketersediaan lahan tebu, pembangunan infrastruktur di daerah dan sentra penghasil tebu, pengembangan hilirisasi, pengembangan bisnis ekonomi kreatif berbasis agrowisata heritage.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, Erwan Pelawi mengatakan PTPN III sebagai holding BUMN Perkebunan membawahi 3 PTPN yang memiliki usaha pabrik gula yaitu PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII.

Ia menambahkan, PTPN IX akan menata lima unit pabrik gula dengan investasi sekitar Rp2,51 triliun, PTPN X membutuhkan dana secara bertahap (2017-2018) sebesar Rp4,25 triliun untuk pengembangan 7 unit pabrik gula, PTPN XI sebesar Rp4,04 triliun untuk menata ulang pabrik gula dari 16 unit menjadi hanya 8 pabrik gula, sedangkan PTPN XII mengalokasikan dana sekitar Rp1,7 triliun.

Selain investasi pengembangan pabrik gula yang sudah ada, Holding PTPN III juga berupaya menambah pasokan tebu melalui sinergi dengan Perum Perhutani yang akan menyediakan lahan untuk dijadikan perkebunan tebu.

“PTPN juga menjajaki program kerja sama dengan petani tebu, di mana para petani secara sendiri-sendiri atau berkelompok dimungkinkan untuk memiliki saham pada pabrik-pabrik gula BUMN,” pungkas Erwan. (SAW)

Sumber: metrotvnews.com

Tanggal: 9 Maret 2017

]]>
Akuisisi Perusahaan Berdampak Positif https://stg.eppid.perhutani.id/akuisisi-perusahaan-berdampak-positif/ Mon, 09 Jan 2017 07:07:46 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44277 kecilKOMPAS (9/1/2017) | Kerja sama Perum Bulog dengan Perum Perhutani untuk pengadaan perkebunan tebu dan akuisisi PT Gendhis Multi Manis dinilai positif. Dengan memiliki perkebunan tebu dan PT Gendhis Multi Manis, Perum Bulog dapat lebih memainkan peran dalam stabilisasi harga, terutama gula, dengan mengolah tebu melalui PT Gendhis Multi Manis, termasuk mengolah gula mentah (row sugar) impor.

Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menuturkan, Perum Bulog dan Perum Perhutani dapat bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dalam pembuatan atau pengelolaan perkebunan tebu. “PTPN XI dapat berperan sebagai konsultan perkebunan tebu. Dalam satu atau dua tahun. Perum Perhutani dan Perum Bulog bisa mengerjakan sendiri,” kata Wahyu, akhir pekan lalu, di Jakarta.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya mengakuisisi PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) dengan kepemilikan saham sebesar 70 persen dan menyiapkan lahan perkebunan tebu dengan Perum Perhutani Lahan yang disiapkan bisa mencapai 12.000 hektar.

“Penyiapan lahan tentu bertahap karena hamparannya terpisah-pisah,” kata Djarot

Ia menargetkan, pada 2017, perkebunan tebu seluas 12.000 hektar itu sudah bisa selesai dibua. Dengan mengakuisisi PT GMM dan memiliki lahan perkebunan tebu. Perum Bulog bisa memiliki pabrik gula modern.

Kapasitas PT GMM saat ini, lanjutnya, mencapai 6.000 ton tebu per hari. Meski demikian, kapasitas bisa saja ditingkatkan menjadi 10.000 ton tebu per hari. Selama ini PT GMM mendapatkan bahari baku dari tebu rakyat.

Djarot menambahkan, tahun 2016, Penun Bulog mengimpor 260.000 ton gula mentah dan digiling di pabrik gula swasta. Dengan mengakuisisi PT GMM, Bulog dapat mengolah gula mentah impor di PT GMM.

Sementara itu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan PT Mitra Kerinci melaksanakan wiwitan petik sebagai simbol petikan teh pertama tahun 2017 di perkebunan teh Solok Selatan, Sumatera Barat.

Sumber: Kompas, hal. 18

Tanggal: 9 Januari 2017

]]>
Bulog dan Perum Perhutani Siapkan Kebun Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/bulog-dan-perum-perhutani-siapkan-kebun-tebu/ Sat, 07 Jan 2017 12:18:46 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44275 kecilKOMPAS (7/1/2017) | Perum Bulog bekerja sama dengan Perum Perhutani menyiapkan perkebunan tebu untuk memenuhi sebagian kebutuhan bahan baku pabrik gula PT Gendhis Multi Manis yang sudah diakuisisi Perum Bulog. Lahan perkebunan tebu yang disiapkan secara bertahap mencapai ribuan hektar dengan target operasional tahun 2017. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, Jumat (6/1), di Jakarta. Kapasitas direncanakan 6.000 ton tebu per hari dengan lahan minimal 10000 hektar. Lahan perkebunan tebu disiapkan secara bertahap oleh Perum Bulog dan Perum Perhutani Model kerja sama bisa dalam bentuk sewa-menyewa lahan atau Perum Perhutani menanam tebu dan hasilnya dibeli Perum Bulog. “Namun, Perum Perhutani juga menginginkan ada penanaman bersama Bulog agar keberlanjutan bisa terjaga,” kata Wahyu.

Sumber: Kompas, hal. 18

Tanggal: 7 Januari 2017

]]>
Kolaborasi dengan Perum Perhutani, Bulog Kembangkan Lahan Tebu Belasan Ribu Hektar https://stg.eppid.perhutani.id/kolaborasi-perum-perhutani-bulog-kembangkan-lahan-tebu-belasan-ribu-hektar-2/ Wed, 04 Jan 2017 04:17:59 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44186 309-tebuKABARBISNIS.COM (4/1/2017) | Perum Bulog telah mengambilalih PT Gendhis Multi Manis (GMM) dengan menguasai 70 persen saham dari perusahaan gula tersebut. Pengambilalihan itu dilakukan pada 30 September 2016 lalu.
Dengan GMM menjadi anak usaha BUMN pangan tersebut, maka peluang untuk memperluas dan membesarkan perusahaan ini terbuka lebar. Perum Bulog sebagai induk usaha tengah gencar mencari lahan menanam tebu seluas 12.000 hektare (ha) untuk anak usahanya ini.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, sampai saat ini GMM tidak memiliki lahan sama sekali untuk menanam tebu. Namun GMM memiliki petani tebu binaan dengan luas lahan 4.000 hektare (ha) yang ada di Jawa Tengah (Jateng).
Karena itu, Bulog tengah melobi Perum Perhutani untuk mencarikan lahan bagi GMM untuk menanam tebu. “Saya sudah ketemu dengan Direksi Perhutani. Mereka yang nantinya akan mengeksekusi, kami hanya sebatas memfasilitasi,” ujar Djarot akhir pekan lalu.
Djarot mengatakan, pasca mengambialih GMM pihaknya menghitung pabrik gula asal Blora ini membutuhkan giling tebu sebesar 4.000 ton cane per day.
Untuk itu, dibutuhkan lahan tebu seluas 12.000 ha untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, Bulog juga berupaya melobi pemerintah akan memberikan jatah kepada GMM mengimpor raw sugar (gula mentah). Sebab, ketika pasokan tebu dari petani kosong, maka GMM tetap bekerja dengan menggiling gula mentah.
Selama ini, GMM hanya melakukan giling pada saat musim panen tebu rakyat. Artinya dalam setahun ada empat bulan sampai lima bulan saja giling. Selebihnya mesin GMM akan menganggur atau berhenti beroperasi.
Selama ini, GMM tidak mendapatkan jatauh impor gula mentah dari pemerintah agar tetap dapat melanjutkan produksi ketika belum tiba musim panen.
Namun karena sudah menjadi milik negara, maka GMM mendapatkan kesempatan lebih besar mendapatkan fasilitas yang selama ini tidak didapatkan.
Ketika belum diambilalih Bulog, rata-rata keuntungan yang diraup GMM sekitar Rp 300 miiliar per tahun. Namun terkadang GMM juga merugi bila pasokan kurang. (kbc10)
 
Sumber: kabarbisnis.com
Tanggal: 4 Januari 2017

]]>
Kolaborasi dengan Perum Perhutani, Bulog Kembangkan Lahan Tebu Belasan Ribu Hektar https://stg.eppid.perhutani.id/kolaborasi-perum-perhutani-bulog-kembangkan-lahan-tebu-belasan-ribu-hektar/ Tue, 03 Jan 2017 02:21:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44035 kebun-tebu_20170102_235020TRIBUNNEWS.COM (3/1/2017) | Perum Bulog telah mengambil alih PT Gendhis Multi Manis (GMM) dengan menguasai 70 persen saham dari perusahaan gula tersebut.
Pengambilalihan itu dilakukan pada 30 September 2016 lalu. Dengan GMM menjadi anak usaha BUMN Pangan tersebut, maka peluang untuk memperluas dan membesarkan perusahaan ini terbuka lebar.
Perum Bulog sebagai induk usaha tengah gencar mencari lahan menanam tebu seluas 12.000 hektare (ha) untuk anak usahanya ini.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, sampai saat ini GMM tidak memiliki lahan sama sekali untuk menanam tebu.
Namun GMM memiliki petani tebu binaan dengan luas lahan 4.000 hektare (ha) yang ada di Jawa Tengah (Jateng).
Karena itu, Bulog tengah melobi Perum Perhutani untuk mencarikan lahan bagi GMM untuk menanam tebu.
“Saya sudah ketemu dengan Direksi Perhutani. Mereka yang nantinya akan mengeksekusi, kami hanya sebatas memfasilitasi,” ujar Djarot akhir pekan lalu.
Djarot mengatakan, pasca mengambialih GMM pihaknya menghitung pabrik gula asal Blora ini membutuhkan giling tebu sebesar 4.000 ton cane per day.
Untuk itu, dibutuhkan lahan tebu seluas 12.000 ha untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, Bulog juga berupaya melobi pemerintah akan memberikan jatah kepada GMM mengimpor raw sugar (gula mentah). Sebab, ketika pasokan tebu dari petani kosong, maka GMM tetap bekerja dengan menggiling gula mentah.
Selama ini, GMM hanya melakukan giling pada saat musim panen tebu rakyat. Artinya dalam setahun ada empat bulan sampai lima bulan saja giling. Selebihnya mesin GMM akan menganggur atau berhenti beroperasi. Selama ini, GMM tidak mendapatkan jatauh impor gula mentah dari pemerintah agar tetap dapat melanjutkan produksi ketika belum tiba musim panen.
Namun karena sudah menjadi milik negara, maka GMM mendapatkan kesempatan lebih besar mendapatkan fasilitas yang selama ini tidak didapatkan.
Ketika belum diambilalih Bulog, rata-rata keuntungan yang diraup GMM sekitar Rp 300 miiliar per tahun. Namun terkadang GMM juga merugi bila pasokan kurang. (Reporter: Noverius Laoli)
 
Sumber: tribunnews.com
Tanggal: 3 Januari 2017

]]>
Perhutani Siapkan Lahan untuk Tanaman Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-siapkan-lahan-tanaman-tebu/ Thu, 29 Dec 2016 01:24:46 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=43898 kecilHARIAN KONTAN (27/12/2016) | Perum Perhutani akan kembali fokus untuk mendukung program ketahanan pangan nasional tahun depan. Caranya dengan menyediakan lahan untuk tanaman pangan terutama untuk komoditas tebu, sebagai bahan baku gula
“Untuk tahun depan, pemerintah mengarahkan kami untuk mendorong ketahanan pangan, jadi agro forest tree”, kata Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani kepada KONTAN, Kamis (22/12).
Dalam pelaksanaannya, perusahaan plat merah ini akan melakukan sinergi dengan PT Perkebunan (PTPN) sebagai pihak pengelola. Rencananya, dalam kerjasama tersebut bakal dilakukan dalam dua skema.
Pertama, PTPN sebagai pihak pengelola dan penanam komoditas secara penuh. Kedua, Perum Perhutani ikut melakukan proses tanam dan PTPN sebagai pengawas. Saat ini, perusahaan masih dalam proses pembahasan luasan tanah pembagian tersebut
Agar ekosistem lingkungan tetap seimbang, perusahaan mewajibkan setiap pembukaan lahan tebu 1 hektare (ha) harus diikuti 1 ha lahan kayu pinus, jati, atau lainnya. Selain itu, perusahaan bakal memperluas sayap bisnisnya disektor energi yaitu pengelolaan sisa kayu menjadi energi.
 
Sumber : Harian Kontan, hal. 6
Tanggal : 27 Desember 2016

]]>
PG Rajawali Bakal Tambah 2.000 Ha Lahan Tebu Di Indramayu & Purwakarta https://stg.eppid.perhutani.id/pg-rajawali-bakal-tambah-2-000-ha-lahan-tebu-indramayu-purwakarta/ Fri, 11 Nov 2016 04:06:04 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42205 tebu-ilustrasi-bisnis-wahyu-dharmawan-300x200BANDUNG.BISNIS.COM (11/11/2016) | PT. PG Rajawali II akan menambah areal tebu seluas 2.000 ha di Kabupaten Indramayu dan Purwakarta dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani KPH Indramayu dan Purwakarta.
Sistem kerjasama yang ditawarkan PG Rajawali adalah kerjasama operasional (KSO) lahan Perhutani dengan jaminan pendapatan minimal dan profit sharing.
“Selain memanfaatkan lahan Perhutani kami juga memakai lahan milik PTPN VIII seluas 420 ha,” kata Agus Siswanto selaku Dirut PG Rajawali II kepada bisnis.com belum lama ini.
Agus mengungkapkan penyusutan areal perkebunan tebu di Jabar menjadi masalah yang jadi perhatian PG Rajawali, maka dari itu pihaknya terus mengupayakan penambahan lahan dengan memanfaatkan aset perusahaan BUMN lain seperti PTPN VIII dan Perhutani.
“Selain itu kami juga mendorong agar petani menggarap perkebunan tebu rakyat,” ujarnya.
 
Sumber : bandung.bisnis.com
Tanggal : 11 November 2016

]]>