Universitas Gadjah Mada – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 09 Jun 2015 03:53:00 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Universitas Gadjah Mada – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 UGM Ikut Kawal Tanaman Perhutani Telawa https://stg.eppid.perhutani.id/ugm-ikut-kawal-tanaman-perhutani-telawa/ Tue, 09 Jun 2015 03:53:00 +0000 http://perhutani.co.id/?p=22896 Dok. Kom-PHT/Tlw @2015

Dok. Kom-PHT/Tlw @2015

TELAWA, PERHUTANI (9/6) | Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengawal Tanaman Crash Program Tahun 2014 dengan mendatangkan Tim Survey UGM yang terdiri dari Ir. Adriana, M.P.,  Arief Riatmoko Pambudi, dan Rita Widya Astuti ke Perhutani  Telawa pada tanggal 5-9 Juni 2015.

Pengawalan Tanaman Crash Program yang kedua  kalinya setelah bulan Februari 2015 ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan pekerjaan tanaman sekaligus keberhasilan pelaksanaan pembuatan tanaman serta  tertib administrasi dan fisiknya. Dan hasil survei kemajuan tanaman Crash Program Perhutani KPH Telawa dalam kategori baik menurut laporan  Tim Survei UGM.

Luas tanaman Crash Program Perum Perhutani KPH Telawa seluas 133,7 Ha yang terdapat pada tiga wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) yaitu Karangwinong seluas 37,1 Ha, Krobokan seluas 31,4  Ha, dan Gemolong seluas 65,2 Ha. Jenis tanaman Crash Program yang berada di kawasan hutan Perhutani KPH Telawa adalah Tanaman Jati 61,3 Ha, Tanaman Kayu Putih 20,3 dan Accacia Auriculiformis 52,1 Ha. (Kom-Pht/Tlw/Lastri)

Editor  :  A. Irfan Setiawan

Copyright ©2015

]]>
Pertanian Tumpang Sari Dikembangkan Di Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/pertanian-tumpang-sari-dikembangkan-di-hutan/ Sat, 17 Jan 2015 03:50:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17678 YOGYAKARTA, KOMPAS — Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Perum Perhutani dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan pertanian tumpang sari di area hutan produksi. Sistem pertanian itu diharapkan meningkatkan produksi pangan di Indonesia tanpa merusak kelestarian hutan.
“Luas lahan pertanian di Indonesia tak cukup memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Perlu terobosan pengembangan pertanian,” kata Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Mohammad Na’iem seusai workshop Rencana Aksi Pelaksanaan Integrated Farming System di Kawasan Hutan, Jumat (16/1), di Yogyakarta.
Na’iem menjelaskan, saat ini luas lahan produksi pangan di Indonesia adalah 15,35 juta hektar. Padahal, luas lahan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan 242 juta penduduk Indonesia adalah 24,2 juta hektar. “Ada kekurangan lahan 8,85 juta hektar. Susah dipenuhi jika tidak mengembangkan pertanian di kawasan hutan,” kata Na’iem.
Oleh karena itu, sejak 2009, UGM mengembangkan sistem pertanian terpadu di sejumlah hutan produksi di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikelola Perum Perhutani. Pengembangan dilakukan dengan sistem tumpang sari, yakni menanam tanaman pertanian di sela-sela pohon jati yang ditanam Perhutani. “Saat Perhutani mulai menanam bibit jati, kami mulai menanam tanaman pertanian,” ujarnya.
Pada sistem itu sejumlah jenis tanaman pertanian ditanam bergantian. “Saat awal hingga pohon jati berusia tiga tahun, tanaman padi bisa ditanam. Sesudah itu harus diganti tanaman empon-empon, misalnya jahe dan kapulaga, karena padi tidak tumbuh kalau sinar matahari terhalang tajuk jati,” tutur Na’iem.
157 hektar
Tahun 2014, UGM bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Perhutani mengembangkan sistem pertanian terpadu di kawasan hutan seluas 157 hektar. Itu berlokasi di tiga kabupaten di Jawa Tengah, yakni Blora, Pati, dan Banyumas. Untuk tahap awal, jenis tanaman yang dikembangkan adalah padi.
“Saat uji coba, panen padi yang kami kembangkan mencapai 6,5 ton hingga 12 ton per hektar per tahun. Hasil itu cukup baik jika dibandingkan dengan hasil panen di sawah biasa,” tuturnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap mendukung pengembangan pertanian tumpang sari di kawasan hutan itu. Ganjar telah meminta Perum Perhutani memetakan kawasan hutan produksi di Jawa Tengah yang bisa menjadi areal pengembangan sistem pertanian itu. “Masyarakat sekitar hutan juga diajak dalam program itu agar kesejahteraannya meningkat,” ujarnya. (HRS)
Sumber  : Kompas
Tanggal : 17 Januari 2015

]]>
Teman Kuliah Jokowi Pimpin Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/teman-kuliah-jokowi-pimpin-perhutani/ Wed, 22 Oct 2014 13:05:59 +0000 http://perhutani.co.id/?p=14660 JAKARTA – Mantan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto tiba-tiba saja dicopot dari jabatannya. Namun Bambang enggan menanggapi alasan ditunjuknya Mustoha Iskandar, yang hari ini resmi menggantikan jabatannya.
Mengingat, Mustoha diketahui merupakan salah satu teman semasa kuliah Joko Widodo, di Universitas Gajah Mada (UGM).
“Waduh saya nggak mau komentar soal itu, tanya sama kementerian saja,” ucap Bambang usai acara pisah sambut direksi Perum Perhutani di Jakarta, Selasa (21/10).
Di mata Bambang, penggantinya itu orang yang baik. Ia meyakini Mustoha bisa menyelesaikan permasalahan Perhutani, baik yang bersinggungan dengan masyarakat maupun hukum. Namun setidaknya lanjut Bambang, Mustoha sudah mengetahui seluk-beluk Perhutani, mengingat sebelumnya ia menjabat sebagai direktur komersial kayu.
“Pak Mustoha sudah sering berdiskusi dengan saya. Kemarin beliau juga baru menyelesaikan ilmu hukum dan politik. Saya kira bisa menyelesaikan hal-hal terkait dengan daerah. Saya minta seluruh karyawan bisa mendukung pemimpin yang baru,” pintanya.
Di tempat yang sama, Mustoha berharap sahabatnya yang kini sudah resmi dilantik menjadi presiden RI itu bisa memperbaiki lagi ‘wajah’ kehutanan di Indonesia. “Tentu kita berharap latar belakang beliau (Jokowi) selama kuliah secara langsung bisa ikut andil dalam memikirkan soal kehutanan ke depannya,” harap Mustoha.
Sumber  : Radar Sukabumi
Tanggal : 22 Oktober 2014

]]>