Wana Wisata – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 08 Nov 2016 05:29:41 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Wana Wisata – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Pasir Putih Situbondo Masuk Obyek Wisata Nasional https://stg.eppid.perhutani.id/pasir-putih-situbondo-masuk-obyek-wisata-nasional/ Tue, 08 Nov 2016 05:29:41 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41941 6-foto-open-awi-pasir-putih1HARIANBHIRAWA.CO.ID (7/11/2016) | Tahun 2016 ini Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, memproyeksikan objek wisata pantai Pasir Putih menjadi skala nasional. Lokasi Pasir Putih yang berada di jalur pantura yang memiliki lokasi sangat strategis perlu dikembangkan melalui berbagai wahana wisata.
Menurut Bupati Dadang Wigiarto, untuk pengembangan sektor wisata Pasir Putih, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah serius, salah satu diantaranya melakukan MoU dengan Kantor Perhutani Jawa Timur, beberapa bulan lalu di Surabaya. “Kami baru baru ini sudah melakukan pertemuan dengan jajaran Direksi Perhutani, untuk membahas kelanjutan kerjasama pengembangan wana wisata di Pasir Putih,” tegas Bupati Dadang.
Dadang mengaku bahwa penandatanganan tersebut untuk mengembangkan objek wisata Pasir Putih ke lahan milik Perhutani yang notabene lokasinya bergandengan. Objek wisata pantai, ujar Bupati Dadang, selanjutnya akan berintegrasi dengan wisata alam. Saat ini kata Dadang, Pemkab masih menunggu langkah Direktur Pasir Putih, untuk menindak lanjuti secara teknis bentuk kerja sama dengan ADM Perhutani Bondowoso. “Kami sudah memerintahkan Direktur Papu untuk membahas tindak lanjut kerjasama itu,” ungkap Bupati Dadang.
Tidak hanya itu, sambung Bupati Dadang, pihaknya juga mengaku sudah mendatangi Kementerian Keuangan, untuk membantu pengembangan objek wisata Pasir Putih. Secara teknis, ujar dia, semuanya diserahkan ke Kementerian Keuangan.
Dadang mengakui mengembangkan objek wisata memang tidak mudah, harus mendapat dukungan masyarakat Situbondo. “Jika pengembangan objek wisata Pasir Putih sudah dilakukan, saya optimis wisata Pasir Putih akan jadi salah wisata nasional di Tanah Air. Setidaknya menjadi rujukan wisata regional masyarakat Jawa Timur,” terang Bupati dua periode itu.
Sementara itu Administratur KPH Perhutani Bondowoso Adi Winarno membenarkan jika lembaganya akan menggarap program kerjasama dengan Pemkab Situbondo perihal realisasi kawasan wisata Pasir Putih menjadi kawasan Wana Wisata.
Nantinya, kata mantan Administratur Banyuwangi Barat itu, kedua belah pihak antara Perusahaan Daerah pasir Putih denga Perhutani Bondowoso akan duduk bersama membahas tehnis dilapangan. “Kerjasama ini sangat prospektif untuk memajukan dunia wisata di Situbondo. Makanya kami sangat mendukung upaya kerjasama ini,” pungkas pria asli kelahiran Situbondo itu.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : harianbhirawa.co.id

]]>
Ada "Hati" Raksasa di Kedung Ombo https://stg.eppid.perhutani.id/ada-hati-raksasa-kedung-ombo/ Tue, 08 Nov 2016 01:00:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41909 kesung-cintratkrj-thTIMESINDONESIA.CO.ID (8/11/2016) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa di Boyolali, Jawa Tengah, menyediakan wahana wisata hutan Kedung Cinta di Kedung Ombo sejak Sabtu (5/11/2016).
Waduk Kedung Ombo merupakan sebuah bendungan raksasa di Jawa Tengah. Waduk ini memiliki luas 6.576 hektare dan menempati 3 wilayah kabupaten. Yakni, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali.
Selain sebagai sarana irigasi, Waduk Kedung Ombo juga dikembangkan sebagai tempat wisata yang sangat potensial. Salah satu spot di Tempat Wisata Waduk Kedung Ombo yang banyak didatangi wisatawan adalah yang ada di Desa Kedung Ombo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.
Hutan wisata Kedung Ombo ada sejak 1994, lokasinya di kawasan hutan petak 89 dan 90 C Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangwinong, KPH Telawa Jawa Tengah. Kawasan seluas 18,7 Ha tersebut masuk pangkuan Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali.
Kedung Ombo kini hadir dengan simbol baru “hati raksasa” setinggi enam meter, lebar empat meter, berwarna merah menyala dengan latar belakang waduk. Gambar ini sangat menarik bagi penggemar fotografi dan instagramable.
“Lambang hati raksasa tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan. Kami melibatkan pemerintah desa setempat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Karang Taruna Desa Wonoharjo dalam mengurus wana wisata Kedung Cinta ini,” ujar pengelola Administratur Perhutani Telawa, Denny.
Fasilitas lainnya di wahana wisata kedung cinta Kedung Ombo adalah jalur track motor trill, track bersepeda, lapangan panahan, serta warung apung ikan bakar kuliner lokal.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : timesindonesia.co.id

]]>
Dirut Perhutani Kerjasama Wana Wisata Dengan Kementerian Pariwisata Dan Kementerian LHK https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-kerjasama-wana-wisata-dengan-kementerian-pariwisata-dan-kementerian-lhk/ Tue, 27 Oct 2015 07:27:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=27870 (Dok.Kom/Pht/Kanpus/2015)JAKARTA – PERHUTANI (27/10) | Disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, pada hari ini, Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengembangan Wana Wisata di Kawasan Hutan dengan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (DIRJEN KSDAE), Tachrir Fathoni dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, di Auditorium Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa.

Ruang lingkup perjanjian kerjasama antara lain pengembangan wisata Perhutani seperti: Wana Wisata Cilember, Wana Wisata Cikole, Wana Wisata Cluster Ciwidey, Wana Wisata Penggaron, Wana Wisata Padusan, Wana Wisata Tanjung Papuma dan Wana Wisata Pulau Merah, termasuk pengembangan promosi dan pemasarannya.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, usai penandatanganan menyampaikan bahwa saat ini Perum Perhutani berpeluang untuk mewujudkan pariwisata alam di wilayah Pulau Jawa dan Madura menjadi sektor unggulan dan bisa mendapat pengakuan internasional. Dengan luas pengelolaan hutan 2,4 Juta Ha di Pulau Jawa Madura, Perum Perhutani memiliki tidak kurang dari 122 destinasi wisata besar dan kecil yang sangat bernilai strategis dan berpotensi menjadi sektor unggulan. Beberapa lokasi wana wisata unggulan, baru saja kita kerjasamakan dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian LHK hari ini.

“Kerjasama ini juga bertujuan untuk mendukung program Nawacita yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan serta mendukung konservasi sumber daya alam dan pariwisata di Pulau Jawa dan Madura”, demikian Mustoha menegaskan.

Acara bertema “Aktualisasi Pengembangan Destinasi Wisata Alam Unggulan Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Pariwisata” selain dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pejabat Eselon I dan Eselon II Kemenpar dan Kemen LHK, juga dihadiri oleh Perwakilan MNC Group, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (STIEPAR), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Bunda Mulia (UBM) dan lembaga pendidikan lainnya.

Arief Yahya, dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Kementerian Pariwisata memiliki tagline “Semakin di Lestarikan, Semakin Mensejahterakan”. Menurutnya, tagline tersebut diambil saat melakukan observasi tentang dua Kampung Nelayan di Lampung. Salah satu kampung tersebut diberdayakan dengan baik sehingga pendapatannya meningkat lima kali lipat dengan fasilitas dan waktu yang sama.

Arief Yahya juga menambahkan bahwa saat ini negara-negara yang berbasis Pelayanan (Services), dapat meningkatkan devisa negara menjadi lima hingga sepuluh kali lipat dari negara-negara yang berbasis Manufacturing dan Trading. “Ketika mengembangkan mempromosikan sesuatu, ada tiga hal yang sangat penting yaitu Subscribe, Usage dan Iklan. Ketika peminat banyak namun harganya mahal, subscribenya tidak ada, ya percuma. Intinya saya ingin pariwisata di Indonesia ini Mudah, Murah dan Transparan” kata Arief sambil menutup sambutannya.

(Kom-PHT/2015)

Copyright ©2015

]]> Wana Wisata Gua Buni Ayu Yang Memikat https://stg.eppid.perhutani.id/wana-wisata-gua-buni-ayu-yang-memikat/ Mon, 29 Dec 2014 03:47:35 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17186 SUKABUMI – PGua Buni AyuERHUTANI (29/12) Objek wana wisata alam Gua Buni Ayu merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Berada di petak 21a dan 21b dengan luas 11,60 ha, RPH Ciguha, BKPH Cikawung – Gede Barat, Perum Perhutani Sukabumi, Gua Buni Ayu sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas yaitu Mesjid, MCK, ruang serbaguna, lapangan bermain, rumah bambu, serta beberapa sarana hiburan lain seperti Outbond dan rumah singgah.
Satu lagi yang memanjakan mata pengunjung. Di dalam wana wisata ini juga terdapat Air Terjun Bibijilan. Menurut masyarakat lokal, sumber air Bibijilan terdapat didalam Gua Buni Ayu yang debit airnya stabil dan menjadi sumber mata air masyarakat sekitar wana wisata ini.
Akses menuju lokasi ini cukup mudah. Dengan jarak lebih kurang 28 km dari Kota Sukabumi dapat ditempuh selama 45 menit. Dari total keseluruhan luasan wana wisata Gua Buni Ayu, hanya 20 % yang dibuka untuk para wisatwan. Selebihnya adalah zona khusus untuk wisata tertentu mengingat tingkat keamanan dan kesulitannya. Izin memasuki zona minat khusus diberikan secara selektif kepada para wisatawan oleh pemandu yang sudah berpengalaman.
Flora dan Fauna
Bagi pengunjung yang menyukai pemandangan, berbagai flora dan fauna juga turut memperelok kawasan wana wisata Gua Buni Ayu. Kawasan ini termasuk kedalam tipe hutan hujan tropis dengan beragam jenis flora, diantaranya adalah Puspa (Schima waliichi), Rasamala (Altingia excelsa Noronha), Pinus (Pinus merkusii), Rotan, Anggrek Tadaka, Anggrek Japati, Anggrek Bulan dan Kumpay. Pengunjung pun dapat melihat jenis fauna yang berbeda, dari Monyet Jawa Ekor Panjang, Ular Sanca, Kancil, hingga beragam jenis burung.
Editor : Media Indah E. L
@copyright2014

]]>
Istimewa, Air Curug Cimahi Tak Pernah Kering https://stg.eppid.perhutani.id/istimewa-air-curug-cimahi-tak-pernah-kering/ Wed, 19 Nov 2014 16:28:31 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15386 Wanawisata alam Curug Cimahi yang terletak di Desa/Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di Jawa Barat. Memiliki ketinggian 85 m menempatkan Curug Cimahi sebagai air terjun tertinggi di Jawa Barat dan masuk 10 besar tertinggi di Indonesia. Ribuan wisatawan tiap tahun berwisatake Curug Cimahi. Mereka menikmati keindahan panorama alam yang luar biasa.

Tapi tahukah Anda, siapa orang yang memberi air terjun itu dengan sebutan Curug Cimahi? Tidak mungkin nama ini muncul begitu saja. Si pemberi nama adalah pensiunan Perum Perhutani, Kosasih yang kini berusia 57 tahun. Saatbertugas, Kosasih merupakan salah satu perintis Curug Cimahi sebagai tempat wisata. Sejak dikelola tahun 1974, Kosasih sudah ditempatkan di Curug Cimahi sampai pensiun tahun 2013. Pria asli Cisarua ini mengatakan, air terjun yang sekarang dikenal dengan sebutan Curug Cimahi ini dulunya tanpa nama. Warga menyebutnya selokan Cimahi.

Waktu itu, instansi tempatnya bekerja sedang mencari nama untuk air terjun itu. Kosasih muda mengusulkan agar curug atau air terjun itu diberi nama Curug Cimahi. Para pejabat Perhutani tidak begitu saja menerima usulan nama Curug Cimahi. Ditanyakan pula alasan Kosasih memberi nama itu. “Ada tiga hal yang melatarbelakangi saya mengusulkan nama Curug Cimahi. Pertama, karena nama Cimahi sudah melekat pada sebuah selokan, yaitu selokan Cimahi.

Kedua aliran .dari curug ini sampai ke Kota Cimahi, dan ketiga airnya tak pernah kering sekalipun kemarau panjang. Berbeda dengan Curug Panganten yang selalu kekeringan di musim kemarau. “Sekalipun kemarau panjang, airnya selalu main atau cukup buat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi diambil dari bahasa Sunda ci itu air dan mahi adalah cukup. Berarti Curug Cimahi itu air terjun yang tidak pernah surut,” kata Kosasih saat ditemui di Curug Cimahi, Senin (17/11). Dikaryakan Meski kini sudah pensiun, namun Kosasih tetap dikaryakan oleh Perhutani.

Lamanya bertugas di Curug Cimahi, membuat Kosasih sangat paham apa pun yang ada di kawasan curug ini. Termasukkeberadaan kawanan monyet penghuni asli Curug Cimahi. Menurutnya, populasi monyet ekor panjang pada awalnya hanya sekitar 20 sampai 30 dkor. Kini populasi monyet telah berkalikali lipat menjadi lebih dari 300 ekor. Kawanan monyet ini terbagi dalam dua kelompok besar. Kelompokkecil dengan jumlah sekitar 100 ekor dipimpin seekor monyet bertubuh besar namun kakinyabuntung. “Pimpinannya diberi nama Si Buntung, kekompokkedua terdiri dari 200 ekor monyet. Namun kelompok besar ini memiliki banyak pimpinan jantan,” ungkapnya. (*)

Sumber   : Galamedia, Tanggal 19 November 2014

Halaman : 7

]]>
Puncak Kunjungan Wisatawan Diperkirakan Kamis dan Sabtu https://stg.eppid.perhutani.id/puncak-kunjungan-wisatawan-diperkirakan-kamis-dan-sabtu/ Wed, 30 Jul 2014 14:19:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13273 2014-7-31-kawah-putih-1538CIWIDEY,(GM).-

Kapolres Bandung, AKBP Jamaludin memperkirakan puncak kunjungan wisatawan ke kawasan Ciwidey dan sekitarnya pada hari Kami (31/7/14) dan Sabtu (2/8/14).. Pasalnya, masa liburan akan berakhir pada hari Sabtu mendatang.

“Kemungkinan puncak kunjungan wisatan akan terjadi pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu mendatang.. Kita sudah siap menghadapi lonjakan pengunjung,” kata Jamaludin, Rabu (30/7/2014).

Sementara itu ribuan wisatawan padati objek Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Hari ini, tidak kurang dari 8000 wisatawan masuk ke Kawah Putih. Jumlah ini naik dibanding hari kemarin (H+1) yang mencapai 5000 orang.

“Sejak lebaran pertama hingga sekarang, jumlah pengunjung terus bertambah. Hari ini tidak kurang 8000 orang masuk ke Kawah Putih,” ungkap Bidang Pemasaran Objek Wisata Kawah Putih, Dedi Jeryana.

Dedi pun memperkirakann jumlah pengunjung akan mencapai puncaknya, hari Kamis, Jumat, dan Sabtu mendatang. Biasanya jika masa puncaknya, jumlah pengunjung bisa mencapai 10 ribu orang lebih. Kawah putih merupakan incaran para wisatawan sebelum mengunjungi objek wisata lainnya di kawasan Ciwidey.

Sementara arus wisatawan (kendaraan) dari Soreang ke arah Ciwidey mengalami padat merayap, namun belum sampai stag (diam). Aparat kepolisian dengan sigap mengatur arus lalulintas agar tidak sampai stag.(kur)

Sumber  :  www.klik-galamedia.com

Tanggal  ;  30 Juli 2014

]]>
Perhutani Siap Menerima Lonjakan Wisatawan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-siap-menerima-lonjakan-wisatawan/ Tue, 29 Jul 2014 10:04:53 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13270
PANGALENGAN, (GM) -“Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten siap menerima kunjungan wisatawan pada libur Lebaran 1435 H yang diprediksi akan meningkat. General Manager Wisata dan Jasa Lingkungan Perum Perhutani Unit III Jabar Banten, Tri Laksono menyebutkan, pihaknya sudah berkoodinasi dengan pemerintah setempat dan polsek setempat.
 
“Seperti biasa, libur lebaran seperti ini, objek wisata di Bandung Selatan (Ciwidey dan Pangalengan) selalu dipadati wisatawan. Untuk antisipasi, kami sudah koordinasi dengan pemerintah dan polsek setempat,” ungkap Tri melalui Zuhri (KBM Perhutani III) ,Selasa (29/7/14). Dikatakannya, sejumlah fasilitas sudah disiapkan pihaknya. Walaupun penambahan fasilitas ini belum bisa secara maksimal memberikan kenyamanan bagi para wisatawan.
“Kita mencoba memberikan kenyamanan bagi para wisatawan, yang diprediksi akan meningkat,” katanya. Objek wisata yang sudah siap, yakni Kawah Putih, Ranca Upas, Cimanggu, (Ciwidey), Cimanggu (Pangalengan). (kur)
Sumber : www.klik.galamedia.com
Tanggal : 29 Juli 2014
]]>
Sambut Libur Lebaran, Perhutani Reaktivasi Curug Cimahi https://stg.eppid.perhutani.id/sambut-libur-lebaran-perhutani-reaktivasi-curug-cimahi/ Wed, 23 Jul 2014 08:01:11 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13242 curug-cimahi-3-300x225Bisnis.com, BANDUNG – Dalam rangka menyambut hari liburan Lebaran 2014, Perum Perhutani Unit III Jabar dan Banten melalui Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara akan kembali mengaktifkan objek wisata Curug Cimahi di Desa Kertawangi, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat.

Sebelumnya, objek wisata yang tak jauh dari kawasan Lembang ini terpaksa harus ditutup karena sempat terjadi longsor di area wisata tersebut pada 23 Maret 2014.

Kepala KPH Bandung Utara Wismo Tri Kancono mengatakan, salah satu alasan pihaknya memberanikan diri untuk kembali membuka objek wisata tersebut karena mengacu rekomendasi hasil kajian yang dilakukan oleh Badan Geologi.

“Selain itu juga, ada permintaan dari masyarakat setempat karena hampir selama empat bulan mereka kehilangan mata pencaharian karena tempat wisata ini ditutup,” katanya, kepada wartawan, Selasa (22/7/2014).

Dalam rekomendasinya, Badan Geologi menyarankan agar secara teknis pihaknya mengantisipasi terjadinya longsoran susulan dengan memasang jaring pengaman di sejumlah titik rawan. Pihaknya menargetkan pemasangan jaring penahan material longsor itu tuntas pada H-1 Lebaran.

Dengan demikian, tepat pada H+1 Lebaran, Curug Cimahi akan bisa kembali dibuka untuk masyarakat umum yang selama ini telah menjadi andalan tempat rekreasi warga masyarakat selain destinasi wisata yang ada di Bandung Utara lainnya seperti Gunung Tangkubanparahu dan Ciater.

“Selain itu, kami pun akan memasang alarm. Ketika cuaca buruk terjadi, maka alarm akan dinyalakan agar pengunjung segera meninggalkan lokasi untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Dirinya menegaskan, dalam menjalankan bisnisnya ini, pihaknya tidak hanya akan fokus pada profit oriented, tapi juga memperhatikan keselamatan pengunjung yang datang.

Lebih lanjut dirinya berharap agar pengunjung yang masuk pada saat hari libur Lebaran bisa meningkat dibanding tahun sebelumya yang tercatat sebanyak 10.000 orang.

“Akan tetapi, karena telah lama ditutup sepertinya jumlah pengunjung akan turun. Alternatifnya, kami akan andalkan juga objek wisata lain seperti Curug Layung, Situ Lembang, Jayagiri, Bongkor dan Cikahuripan,” ucapnya.

Ditanya mengenai tiket masuk Curug Cimahi, disebutkannya pada hari libur biasa dipatok sebesar Rp10.000 per orang. Pada saat libur Lebaran tahun ini mengalami kenaikan menjadi Rp12.000 per orang.

Sedangkan mengenai pendapatan, KPH Bandung Utara ditargetkan meraup pendapatan minimal Rp 950 juta dari pendapatan tahun sebelumnya yang menembus angka Rp 6 miliar.

“Memang mengalami penurunan signifikan, hal ini karena pada tahun sebelumnya Cikole Resort termasuk dalam pengelolaan kami. Sekarang sudah dipisah oleh manajemen yang lebih profesional lagi,” ujarnya.

Sumber : www.bandung.bisnis.com

Tanggal : Selasa, 22 Juli 2014

]]>
Perhutani Siapkan Ambulan & SAR Antisipasi Musibah Wisatawan Pantai https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-siapkan-ambulan-sar-antisipasi-musibah-wisatawan-pantai/ Wed, 16 Jul 2014 04:21:35 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13159 Tiket Wana WisataSambut perayaan hari Raya Idul Fitri 1435 hijiriah tepatnya 28-29 Juli 2014 mendatang, Perum Perhutani KPH Malang telah mempersiapkan puluhan ribu lembar tiket masuk kawasan pariwisata.

Ribuan tiket tersebut sedianya akan disebarluaskan di tiga wilayah kecamatan kawasan wana wisata, seperti, Kecamatan Bantur, Gedangan dan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Hal itu seperti disampaikan Kabaghumas Perum Perhutani KPH Malang, Sugeng Siswantoro kepada Memo Sabtu (12/7) kemarin. Dikatakannya, dengan harga tiket yang relatif sangat murah diharapkan akan menjadi kepuasan para wisatawan dalam mengisi hari libur mereka yakni dengan menikmati panorama alam nan indah yang dikelola Perhutani. Hal ini tanpa terlepas dengan kerjasama antar LMDH setempat.

Dari ketiga wilayah kecamatan tersebut ada enam titik kawasan wisata yang dikelola langsung oleh Perum Perhutani KPH Malang, seperti, wana wisata Pasir Panjang yang terletak dimuara Pantai Balekambang, Kondang Merak, Nganteb, Ungapan, Goa Cina dan pantai Tamban Indah di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

“Untuk kawasan wisata ditempat lain seperti Sendangbiru dan Ngliyep selama ini tetap dibawah pengelolaan KBM (Kelompok Bisnis Mandiri) juga dalam naungan Perhutani, ” jelas Sugeng.

Disinggung mengenai fasilitas keamanan yang disiapkan oleh Perhutani manakala terjadi kecelakaan di laut maupun darat, Menurut Sugeng, untuk selalu antisipasi kejadian kecelakaan di darat, pihaknya juga telah menyiapkan mobil ambulan.

Begitu halnya dengan dalam mengantisipasi kejadian di laut, perusahaan negara dibawah naungan Meneg BUMN ini juga siap terjunkan tim SAR yang sudah terlatih.

“Itu sekadar antisipasi saja. Semoga kecelakaan tersebut tidak sampai terjadi. Untuk itu kami imbau para wisatawan agar tidak mandi di laut dan selalu waspada dengan derasnya gelombang samudera, ” tambah Sugeng.

Turun memberikan dukungan sepenuhnya dalam wisata lebaran nanti, selain para tokoh masyarakat desa pesisir juga sudah terbentuk tim keamanan mulai dari Jajaran Muspika, LMDH dan pelayanan kesehatan juga siaga satu dilokasi wisata. (sur/oso)

Sumber  : www.memoarema.com

Tanggal : 15 Juli 2014

]]>
Menikmati Keindahan Air Terjun di Malang https://stg.eppid.perhutani.id/menikmati-keindahan-air-terjun-di-malang-2/ Fri, 25 Apr 2014 14:27:53 +0000 http://perhutani.co.id/?p=12508 HUJAN yang masih sering turun tidak menghentikan langkah kami beberapa waktu lalu untuk menikmati keelokan pegunungan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kali ini, kami memilih menikmati keindahan air terjun Coban Rondo di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon.
Wanawisata Coban Rondo berlokasi sekitar 25 kilometer dari Kota Malang atau sekitar 12 kilometer di barat Kota Batu. Waktu tempuh dari Kota Malang ke lokasi sekitar satu jam.
Untuk tiba Coban Rondo, pengunjung bisa naik kendaraan pribadi atau umum dari Kota Malang. Jika naik angkutan umum, pengunjung turun di daerah Patung Sapi Pujon dengan tarif Rp 10.000. Selanjutnya, wisatawan naik ojek motor untuk sampai di kawasan wisata.
Tiket masuk kawasan Wanawisata Coban Rondo Rp 12.000 per orang dan parkir kendaraan Rp 1.000-Rp 3.000. Dari gerbang masuk, pengunjung masih harus menempuh perjalanan berkelok-kelok di tengah hutan pinus sepanjang sekitar 4 kilometer hingga sampai di tempat parkir. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 500 meter hingga sampai di lokasi air terjun.
Tinggi air terjun Coban Rondo 84 meter. Obyek wisata ini di bawah pengelolaan Perum Perhutani Malang dan berada di ketinggian 1.135 meter di atas permukaan air laut.
Cukup tingginya air terjun, ditambah tiupan angin, menerbangkan titik-titik air hingga ratusan meter. Semakin mendekati air terjun, pakaian semakin basah terkena titik-titik air yang diterbangkan angin.
Wisatawan tidak hanya bisa menikmati keelokan air terjun, tetapi juga bisa berkemah atau memanjakan anak dengan sejumlah permainan ketangkasan.
Legenda
Coban Rondo pun memiliki legenda menarik yang selalu dikenang. Coban berarti ’air terjun’. Sebagian orang menyebutnya sebagai serapan dari kata cobaan.
Legenda Coban Rondo bermula dari pernikahan Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dengan Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung Anjasmoro. Setelah 36 hari pernikahan, Dewi Anjarwati mengajak sang suami untuk berkunjung ke keluarga suaminya di Gunung Anjasmoro. Orangtua Anjarwati sebenarnya melarang karena, menurut keyakinan orang Jawa, pernikahan mereka baru berjalan selapan (35 hari).
Namun, karena Dewi Anjarwati bersikeras, akhirnya kedua mempelai nekat berangkat ke Gunung Anjasmoro. Di tengah jalan, keduanya dihadang seorang laki-laki bernama Joko Lelono. Joko rupanya tertarik dengan Dewi Anjarwati. Ia akhirnya berkelahi dengan Raden Baron Kusuma. Kedua pria itu meninggal dalam pertarungan.
Sebelumnya, Raden Baron Kusuma sempat meminta punakawan yang saat itu menyertai perjalanan Anjarwati dan Baron untuk menyembunyikan Anjarwati di suatu tempat di dekat coban (air terjun). Karena Raden Baron Kusuma meninggal, Anjarwati pun menjadi janda dan tinggal di lokasi itu.
Spiritual
Di tempat berbeda, sekitar 30 kilometer arah barat Kota Malang, di lereng Gunung Kawi, juga terdapat air terjun dengan pesona menawan, yaitu Coban Glothak. Lokasinya di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Berbeda dengan Coban Rondo, Coban Glothak ini lebih jarang dikunjungi wisatawan karena lokasinya lebih sulit dijangkau. Untuk menuju Coban Glothak, kendaraan harus berhenti 2,5 kilometer sebelum lokasi coban. Di ujung Desa Dalisodo inilah semua jenis kendaraan diparkir dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Jalan menuju coban licin, sempit, dan naik turun menembus hutan.
Tidak pasti asal nama Coban Glothak. Namun, menurut warga sekitar, glothak diambil dari kata gemelothak, yaitu suara jatuh dengan keras. Tingginya air terjun yang diperkirakan hingga 200 meter, menurut keyakinan warga, menyebabkan suara jatuhnya air tak lagi gemercik, namun gemelothak.
Di Coban Glothak ini, pengunjung rata-rata anak muda yang sengaja ingin bertualang atau orang yang menjalani laku spiritual tertentu.
Masih dengan perjalanan menikmati air terjun, pengunjung juga bisa mencoba menikmati keindahan Coban Jahe yang terletak 35 kilometer arah timur Kota Malang. Coban Jahe terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Air terjun Coban Jahe memiliki ketinggian hanya sekitar 30 meter. Namun, air dari air terjun ini mengaliri Kali Jahe yang menjadi sumber air minum dan irigasi warga sekitar.
Meskipun tidak terlalu tinggi, Coban Jahe sarat dengan kisah sejarah perjuangan kemerdekaan RI tahun 1948. Tidak jauh dari lokasi air terjun terdapat taman makam pahlawan untuk 38 pejuang dari Kompi Gagak Lodra (buku Perjuangan Total Brigade IV pada Perang Kemerdekaan di Karesidenan Malang terbitan IKIP Malang bekerja sama dengan Yayasan Ex Brigade IV/Brawijaya, Malang, 1997).
Dalam buku ini diceritakan, saat itu dua kelompok pejuang RI akan menuju Pasuruan. Kelompok pertama sekitar 700 orang menempuh jalur utama Singosari dan kelompok kedua sebanyak 38 orang menempuh jalur Jabung. Untuk mengecoh Belanda dan menyelamatkan perjalanan 700 pejuang di kelompok pertama, 38 pejuang kemerdekaan di kelompok kedua mengorbankan diri dengan memancing pesawat Belanda mendekat. Akhirnya, puluhan pejuang ini gugur demi keselamatan ratusan pejuang lain.
Selain tiga air terjun itu, masih banyak air terjun lain di kawasan Malang, seperti Coban Trisula, Coban Pelangi, dan Coban Rais.
Malang merupakan negeri seribu air terjun. Di kawasan berhawa sejuk ini banyak dijumpai air terjun dengan keelokan dan kisah masing-masing. Pengunjung dapat menikmati air terjun yang mudah dijangkau dan dikelola dengan baik atau yang masih perawan dan jarang dijamah. (Dahlia Irawati)
Sumber   : www.travel.kompas.com/
Tanggal   :  25 April 2014

]]>