Wisata – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 14 Feb 2019 03:33:13 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Wisata – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani dan Badan Otoritas Borobudur Launching wisata De Loano https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dan-badan-otoritas-borobudur-launching-wisata-de-loano/ https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dan-badan-otoritas-borobudur-launching-wisata-de-loano/#respond Thu, 14 Feb 2019 03:33:13 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=74319 JAKARTA, PERHUTANI (14/2/2019) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna hadir dalam kegiatan launching wisata De Loano di Purworejo pada Kamis (14/2), yang dihadiri Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo serta Direktur Badan Otoritas Borobudur (BOB), Indah Juanita alam.

De Loano merupakan wisata yang dikelola Perhutani bekerjasama dengan BOB dan berlokasi di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Loano, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan atau secara administrasi di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo.

Wisata De Loano menawarkan panorama hutan Pinus seluas 309 hektar dan dibangun dengan mengusung konsep Glamourus Camping atau Glamping untuk menarik investor dan wisatawan.

Di lahan yang asri dan sejuk, terdapat 11 tenda eksklusif yang terdiri dari satu buah mushola dan 10 tenda inap. Masyarakat setempat juga turut dilibatkan dalam pengelolaan lokasi wisata ini diantaranya melalui penampilan berbagai atraksi menarik di wisata De Loano.

Dalam sambutannya, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan “De Loano merupakan hasil sinergi dalam bentuk kerjasama usaha antara Badan Otoritas Borobudur dan Perhutani. Ke depan harapannya lokasi ini dapat menjadi contoh lokasi wisata dengan konsep Glamping di Indonesia” ujar Arief.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna sangat mendukung kerjasama ini. “Ekowisata merupakan salah satu fokus Perhutani untuk dikembangkan. Kerjasama pengembangan De Loano ini adalah salah satu upaya kami dalam rangka pengembangan ekoturisme di Perhutani dan pariwisata Indonesia secara umum” jelas Denaldy.

Saat ini Perhutani tengah mengembangkan bidang ekowisata diantaranya membuka kurang lebih 641 objek wisata hutan, serta dalam meningkatkan pelayanan di bidang wisata, Perhutani juga telah meluncurkan standar pengelolaan objek wisata dengan nama Canopy. (Kom-PHT/PR/12)

 

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:
Asep Rusnandar – Sekretaris Perusahaan
Telp. (021) 5721282
Fax. (021) 5743579
Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dan-badan-otoritas-borobudur-launching-wisata-de-loano/feed/ 0
Perhutani Gandeng 2 BUMN Untuk Kerjasama Rencana Pengembangan dan Penataan Wana Wisata Pulau Merah https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-2-bumn-untuk-kerjasama-rencana-pengembangan-dan-penataan-wana-wisata-pulau-merah/ https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-2-bumn-untuk-kerjasama-rencana-pengembangan-dan-penataan-wana-wisata-pulau-merah/#respond Tue, 12 Feb 2019 06:33:52 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=74315 JAKARTA, PERHUTANI (12/02/2019) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna bersama Direktur Human Capital Investasi dan Pengembangan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Nur Al Fata dan PJ Direktur Utama PT Patra Jasa, Hari Tjahya Wibowo melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perum Perhutani, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung dan PT Patra Jasa tentang rencana pengembangan dan penataan wana wisata Pulau Merah yang berada di Banyuwangi Jawa Timur, Selasa (12/02).

Penandatanganan Nota Kesapahaman dilaksanakan di Kantor Pusat Perum Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti Blok VII lantai 10, Jl. Gatot Subroto, Senayan – Jakarta, dan di saksikan oleh segenap perwakilan dari 3 BUMN tersebut.

Dalam sambutannya Dirut Perhutani Denaldy menyampaikan bahwa rencana pengembangan Wana Wisata Pulau Merah ini sangat di dukung oleh Kementerian BUMN dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Dengan sinergi BUMN upaya mendorong pembangunan daerah, seperti halnya pada kerjasama rencana pengembangan dan penataan Wana Wisata Pulau Merah ini akan lebih baik”, jelas Denaldy.

“Pengembangan dan penataan Wana Wisata Pulau Merah meliputi pembangunan restoran (beach bar), penginapan (vila modular) dan penataan PKL, serta sarana pendukung lainnya”, tutupnya.

Sebagai informasi tambahan pantai pulau merah merupakan salah satu destinasi nasional yang cukup terkenal di daerah banyuwangi dengan beberapa atraksi yang disajikan, diantaranya snorkling, berselancar, menikmati pemandanagan pantai, berkeliling di bukit pasir merah, wisata religi (mengunjungi pura tawang alun) dan wisata kuliner, dengan dilengkapi beragam fasilitas berupa toilet, area parkir, mushola, dan tempat berjemur.

Untuk menuju pantai pulau merah dapat ditempuh melalaui perjalanan darat menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi dengan jarak sekitar 60 kilometer dari pusat kabupaten Banyuwangi, dengan tersedianya bandara dan stasiun bahkan pelabuhan di Banyuwangi lebih mempermudah akses dari luar kota. (Kom-PHT/PR/2019-II-11)

 
Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:
Asep Rusnandar – Sekretaris Perusahaan
Telp. (021) 5721282
Fax. (021) 5743579
Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id
 
 

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-2-bumn-untuk-kerjasama-rencana-pengembangan-dan-penataan-wana-wisata-pulau-merah/feed/ 0
Ayo Belajar Hutan di Panggung Pendidikan Alam Terbuka di Kalibaya Park Brebes https://stg.eppid.perhutani.id/ayo-belajar-hutan-di-panggung-pendidikan-alam-terbuka-di-kalibaya-park-brebes/ https://stg.eppid.perhutani.id/ayo-belajar-hutan-di-panggung-pendidikan-alam-terbuka-di-kalibaya-park-brebes/#respond Wed, 12 Sep 2018 06:47:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=64995

KUMPARAN.COM (11/09/2018) | Kalibaya Park di puncak Gunung Lio di Kecamatam Salem Kabupaten Brebes bisa menjadi pilihan tempat berwisata. Terutama bagi warga yang ingin menikmati keindahan dan kesejukan alam yang masih asri. Dari atas ketinggian puncak Gunung Lio, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hamparan hutan rindang, waduk Malahayu dan Kota Brebes.
Tak hanya itu, obyek wisata Kalibaya Park yang berada di perbatasan Kecamatan Banjarharjo dan Salem ini memiliki satu wahana baru berupa panggung pedidikan alam terbuka.
Pejabat Administratur KPH Balapulang Gunawan Sidik Pramono menuturkan, wahana baru berupa panggung pendidikan alam terbuka ini untuk edukasi alam tentang kehutanan. “Sasaran kita, para pelajar dari tingkat PAUD, TK, SD sampai SLTA di Kabupaten Brebes. Kita sediakan itu untuk memberikan wadah kepada mereka untuk lebih mencintai alam,” ucap Gunawan Sidik Pramono, Selasa 11 September 2018.
Launching panggung pendidikan alam terbuka dilakukan Perhutani KPH Balapulang, Pekalongan Barat dan PT Rimba Bumi Lestari. Berada di petak 96 B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Malahayu, Bagian Kesatuan Hutan (BKPH) Banjarharo Barat KPH Balapulang. Tepatnya di obyek wana wisata rintisan Kalibaya Park puncak Gunung Lio.
“Panggung berukuran 5×7 meter ini diperuntukan ajang kreasi seni dan pendidikan di area terbuka di bawah rindangnya hutan,” jelasnya.
Ia berharap, panggung tersebut dapat digunakan para pelajar untuk berkreasi dan belajar tentang kehutanan dan kelestarian hutan untuk kehidupan sekarang dan di masa mendatang. Untuk pertama kali, panggung itu digunakan bagi pelajar SMA 1 Salem berkreasi seni tari, Band rohani dan seni Jaipong khas suku Sunda juga tari-tarian yang bertujuan melestarikan warisan budaya Jawa.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Brebes Amin Budiraharjo menyambut baik dengan adanya panggung kreasi pelajar di tengah hamparan hutan area terbuka tersebut. Diharapkan masyarakat Brebes terutama pelajar bisa menimba ilmu dan berwisata tentang hutan, dari mulai persemaian, tanaman hingga menaga kelestarian hutan. “Kami mengapresiasi Perhutani dan pengembang PT Rimba Bumi Lestari yang sudah peduli membangun area ini. Semula hutan belantara kini disulap menjadi wisata alam dan Panggung Pendidikan Alam,” pungkasnya.
Sumber : kumparan.com
Tanggal : 11 September 2018
]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/ayo-belajar-hutan-di-panggung-pendidikan-alam-terbuka-di-kalibaya-park-brebes/feed/ 0
Mencari Bidadari di Air Terjun https://stg.eppid.perhutani.id/mencari-bidadari-di-air-terjun/ https://stg.eppid.perhutani.id/mencari-bidadari-di-air-terjun/#respond Mon, 10 Sep 2018 08:50:57 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=64894

TRIBUNNEWS.COM (10/09/2018) | Wana wisata air terjun biasa disebut coban oleh masyarakat Jawa. Coban Bidadari, salah satunya. Coban Bidadari terletak kawasan Perhutani di Desa Gubuklakah, Kecamatan Poncokusumo. Kabupaten Malang.

Sejak resmi dibuka Maret 2017, Coban Bidadari banyak dikunjungi wisatawan. Tak hanya menyuguhkan panorama air terjun yang indah, wisatawan juga disuguhkan spot-spot foto keren. Pengunjung bisa memilih berpose di papan I love you, sayap burung, bunga matahari, rumah kayu, rumah kurcaci, ayunan di atas bukit, dan spot foto keren lainnya yang cocok dinikmati saat nuansa senja.

Budiono selaku petugas mandor Perhutani menceritakan asal-usul penamaan Coban Bidadari, Minggu (19/8/2018). Konon dulu ada seorang petani dari desa setempat melihat seorang wanita yang cantik jelita berada di bawah air terjun.

Sang petani terpesona dengan kecantikannya, namun saat petani bergegas mendekati, wanita itu lenyap, menghilang entah kemana. Sang petani menyebut wanita itu bidadari. Lama-lama air terjun ini pun dikenal dengan nama Coban Bidadari.

Tiket masuknya Rp 15.000. Dengan biaya terjangkau, wisatawan dapat berpose di setiap spot foto. Ada flying fox dengan tarif Rp 5.000 per orang. Selain itu ada bumi perkemahan dengan tarif Rp 25.000/orang per malam. Jika hendak camping, pengunjung harus reservasi dulu.

Untuk menjangkau Coban Bidadari rutenya mudah. Jika kendaraan dari kota Malang arahkan ke timur menuju ke Kecamatan Tumpang. Dari pasar Tumpang ikuti jalan raya ke arah selatan hingga Desa Kebonsari.

Tepat di Desa Kebonsari ada pertigaan tugu pahlawan, belok ke kiri atau ke timur jalan menuju ke Bromo Tengger Semeru. Sekitar 10 km menempuh perjalanan, wisatawan akan tiba di Desa Gubuklakah.

Perjalanan masih lanjut. Wisatawan akan melewati rest area, Gunung Sari Sunset, dan Coban Pelangi di sebelah kanan jalan. Tepat 1 km dari Coban Pelangi ke arah timur akan sampai di Coban Bidadari.

Dari area parkir turun hingga air terjun sejauh sekitar 700 meter melewati jalan setapak yang menurun curam. Namun, segala rasa lelah dari perjalanan itu akan terbayar dengan pemandangan indah.

Air turun dari tebing dengan ketinggian sekitar 50 m dan debit air tidak terlalu deras. Udara di sekitar air terjun terasa sejuk. Siang jika sedang cerah, kadang-kadang ada pelangi. Itu yang ditunggu.

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 10 September 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/mencari-bidadari-di-air-terjun/feed/ 0
DPRD Jawa Tengah Kunjungan Kerja ke Kantor Pusat Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/dprd-jawa-tengah-kunjungan-kerja-ke-kantor-pusat-perhutani/ Thu, 19 Apr 2018 10:38:01 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54543 JAKARTA, PERHUTANI (19/04/2018) | Anggota komisi B DPRD Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat Perum Perhutani pada Kamis (19/04). Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka mematangkan penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) mengenai pemberdayaan Desa wisata di wilayah provinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya Ketua komisi B DPRD Jawa Tengah, Chamim Irfani menyampaikan penyusunan raperda ini dilakukan untuk mendukung pengembangan wisata Jawa Tengah terutama dalam menciptakan destinasi wisata baru.

“Saat ini tengah terjadi peralihan konsumsi masyarakat di Jawa tengah untuk berwisata salah satunya dipengaruhi oleh munculnya destinasi wisata baru”

“Destinasi wisata ini bermunculan sebagai bentuk kreativitas lembaga masyarakat yang banyak bersinggungan dengan wilayah kerja Perum Perhutani, sehingga kunjungan kerja ini kami lakukan dalam upaya melakukan komunikasi dengan Perhutani dalam pengembangan wisata di Jawa Tengah”, ujarnya.

Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto menyambut baik agenda kunjungan kerja Komisi B DPRD Jawa Tengah ke kantor pusat Perum Perhutani. “Hingga saat ini Perhutani telah memiliki 610 objek wisata di wilayah kelolanya dan diharapkan nantinya dengan keberadaan peraturan daerah mengenai wisata ini dapat membantu meningkatkan pengembangan wisata Jawa Tengah lebih baik lagi”. (Kom-PHT/PR/2018-IV-12)

 

]]>
Gua Ngerit Bisa Jadi Tempat Berlibur di Akhir Tahun https://stg.eppid.perhutani.id/gua-ngerit-bisa-jadi-tempat-berlibur-di-akhir-tahun/ Wed, 27 Dec 2017 08:34:14 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51696 NEWS.DETIK.COM (27/12/17) | Bingung mencari tempat berlibur di akhir tahun? Tak ada salahnya Anda mencoba wisata alam Ngerit Stone Park (NSP) Trenggalek. Sebab, tidak hanya keindahan yang disajikan, namun juga keunikan dan petualangan.

Taman batu yang lebih dikenal dengan Gua Ngerit ini berada di Desa Senden, Kecamatan Kampak atau kurang lebih 20 Km dari pusat Kota Trenggalek. Akses untuk menuju lokasi cukup mudah. Bisa dijangkau oleh semua jenis kendaraan mulai dari sepeda motor hingga mobil.

Begitu memasuki lokasi, pengunjung akan disambut hamparan taman batuan karst yang tersusun secara alami sejak ribuan tahun silam. Tumpukan batu-batuan tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam. Sehingga tampak unik dan menarik.

Salah seorang petugas wisata Ngerit Stone Park, Suhadi mengatakan, di komplek taman batu tersebut pengunjung dapat menikmati berbagai spot yang menarik. Mulai dari Gua Pertapan, Gua Ngerit, Rumah Batu, Watu Kursi, Gua Landak serta berbagai keindahan alam lainnya.

“Ini adalah wana wisata yang berada di bawah pengelolaan Perhutani, baru dibuka sekitar setahun terakhir. Pengunjung yang ingin melihat semua keindanhan di dalamnya, bisa menyususi jalan yang sudah kami sediakan, aksesnya cukup mudah,” kata Suhadi kepada detikcom, Rabu (27/12/2017).

Sebelum berkeliling ke kawasan taman batu, pastikan anda memiliki stamina yang prima. Sebab, setiap jalur penghubungnya berupa tanjakan dan turunan khas wisata alam batu karst (Kumpulan bebatuan yang salah satu cirinya memiliki permukaan terbuka tampak kasar, berlubang-lubang dan runcing).

“Tapi kalau di tengah perjalanan lelah, bisa beristirahat di gazebo maupun fasilitas lain yang ada di dalamnya,” ujarnya.

Suhadi menambahkan, saat ini lokasi wisata alam tersebut terus dikembangkan. Dengan menambah sejumlah fasilitas pendukung, termasuk pengamanan dan fasilitas lain untuk para pengunjung yang datang.

“Sebetulnya untuk taman batu ini cukup luas, namun untuk pengembangan, akan difokuskan seluas lima hektare,” imbuhnya.

Sementara itu di musim libur Natal dan akhir tahun, jumlah pengunjung yang datang mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Bahkan pihaknya memperkirakan, saat tahun baru mendatang jumlah wisatawan yang datang akan semakin banyak.

“Untuk saat ini lebih dari 500 pengunjung per hari,” jelasnya.

Sementara seorang pengunjung Ngerit Stone Park, Imas Yuneven mengatakan, wisata alam di Kecamatan Kampak Trenggalek ini cukup istimewa dan berbeda dengan wisata alam lain. Karena selain bisa menikmati keindahan alamnya, ia juga bisa merasakan petualangan mengelilingi taman batu.

“Batu-batunya itu unik, kemudian lingkungannya juga cukup asri dan alami. Selain itu di setiap lokasi itu asik untuk berfoto,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan pengunjung lain, Topan Agung. Menurutnya, terdapat sejumlah titik yang menjadi favoritnya saat mengunjungi Ngerit. Di antaranya Gua Ngerit Watu Kursi dan Rumah Batu.

“Berkunjung ke sini ini bisa menghilangkan stres, karena pemandangannya bagus dan udaranya juga masih bersih. Kebetukan saya wisatawan lokal, sehingga cukup sering ke sini,” katanya kepada detikcom.

Destinasi wisata alam cukup ramah bagi kantong pengunjung, karena harga tiket masuk hanya Rp 5.000/orang. Wisatawan dapat menikmati salah satu pesona alam Trenggalek ini mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Sumber: news.detik.com
Tanggal: 27 Desember 2017

]]>
SHARE LOC: Wisata Murmer yang Lagi Hits Sambil Kenal Alam di Bumi Perkemahan Sukamantri Bogor https://stg.eppid.perhutani.id/share-loc-wisata-murmer-yang-lagi-hits-sambil-kenal-alam-di-bumi-perkemahan-sukamantri-bogor/ Tue, 29 Aug 2017 02:27:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49243 OKEZONE.COM (28/8/2017) | Menghasilkan waktu di alam terbuka bisa menjadi salah satu solusi untuk menyegarkan pikiran. Selain menghindari hiruk-pikuk kota dan menikmati suasana yang menyegarkan, dengan mengenal alam kita juga bisa lebih mengenal diri sendiri.

Tak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk bisa menikmati suasana alam terbuka, karena di Bogor memiliki sederet keindahan alam salah satunya di Bumi Perkemahan (Buper) Sukamantri, Desa Taman Sari, Kecamatan Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Di area perkemahan seluas 5 hektare ini, para pengunjung akan disuguhkan dengan suasana alam yang asri dan sangat cocok untuk melepas penat setelah sepekan beraktivitas. Kawasan ini merupakan perhutani yang dijadikan area perkemahan sejak 1980-an.

Lokasinya yang dekat dan nyaman, menjadikan Bumi Perkemahan (Buper) Sukamantri juga sering digunakan untuk acara khusus oleh para mahasiswa, pekerja kantoran atau club-club tertentu. Kawasan Sukamatri, juga merupakan kawasan latihan militer Kujang Raider.

Jika bosan berada di area perkemahan, pengunjung bisa masuk ke area hutan di sebelah utara kawasan ini. Pepohonan lebat dan lembab diiringi kicauan burung dan udara yang segar membawa kita melupakan sejenak rutinitas sehari-hari yang penuh hingar-bingar dan penat.

Selain itu, dikawasan ini juga terdapat air terjun yang cukup menawan bernama Surya Kencana. Dengan tinggi kurang-lebih 10 meter dan debit air yang tidak terlalu besar, membuat semakin bersemangat untuk menceburkan diri ke kolam kecil yang berada di bawahnya.

Untuk fasilitas di Buper Sukamantri ini pun tersedia cukup baik mulai dari toilet dengan air bersih, mushola, aula, dan warung makanan. Sedangkan, untuk camping disediakan tempat dengan daya tampung sekitar 300 orang yang juga dilengkapi jasa penyewaan tenda.

Ada berbagai pilihan untuk mencapai lokasi ini. Jika menggunakan angkutan umum, bisa menggunakan angkot 03 jurusan Ciapus dari Pasar Bogor atau Bogor Trade Mall dan turun di wilayah Tamansari. Setelah itu harus berjalan kaki sekitar 3 km melalui jalan berbatu.

Jika malas berjalan kaki, pengunjung juga bisa menggunakan kendaraan pribadi hingga lokasi camping ground. Namun, dengan kondisi jalan yang berbatu dan menanjak disarankan bagi pengunjung dapat menggunakan kendaraan jenis khusus atau offroad.

Sebelum masuk kawasan Buper Sukamantri, pengunjung akan bertemu peternakan sapi yang merupakan sisa-sisa masa kejayaan mantan Presiden Indonesia Soeharto. Dulu, di wilayah lereng sebuah bukit inilah almarhum Soeharto memiliki ribuan sapi.

Setelah melewati areal peternakan sapi, pengunjung juga akan dipertemukan jalan yang bercabang yang salah satunya menuju sungai Ciapus, tempat warga sekitar melakukan penggalian pasir. Perjalanan menuju Buper Sukamantri ini menempuh jarak sekitar 3 kilometer.

Untuk tiket masuk, jika hanya main sekitar Rp5 ribu per orang dan biaya camping Rp20 ribu per orang. Sedangkan biaya parkir, sepeda motor Rp10 ribu dan mobil Rp15 ribu, jika Anda penasaran? Silahkan datang dan rasakan sensasi menyatu dengan alam di tempat ini.

Sumber : okezone.com

Tanggal : 28 Agustus 2017

]]>
Wisata Anggrek Langka di Lembang https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-anggrek-langka-di-lembang/ Fri, 25 Aug 2017 04:50:11 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49166 JABAREKSPRES.COM (24/8/2017) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara  menggandeng  PT Jala Energy, untuk  membuka obyek wisata baru bertaraf internasional  yang diberi nama Orchid Forest.

Berdiri diatas 12 hektar lahan hutan pinus di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Orchid Forest diprediksi akan menjadi destinasi wisata baru dengan koleksi 157 anggrek langka dari berbagai belahan dunia. Penandatanganan kerjasama dilakukan Dirut PT. Jala Energy, Barry Akbar dan Kepala Primer Koperasi Perhutani Reni Sureni pekan lalu,

“Dari sekian banyak jenis anggrek di seluruh dunia, setengahnya ada di Indonesia. Hal ini yang menginspirasi kami membuat taman anggrek yang dapat dinikmati wisatawan,”ungkap Barry Akbar,  kemarin.

Barry menambahkan, wisatawan yang datang ke Orchid Forest tak hanya menikmati limpahan oksigen sejuk khas hutan pinus, namun juga diajak untuk berjalan-jalan dan memanjakan mata melihat keindahan warna warni anggrek langka. “Di Orchid Forest wisawatan bisa menikmati, memiliki dan belajar budidaya Anggrek. Salah satu yang menjadi primadona kami miliki anggrek hitam langka atau coelogyne pandurata dan anggrek kantong semar atau anggrek selop,”jelasnya.

Ditempat sama, Kepala Perhutani Divre Jabar-Banten, Andi Purwadi menjelaskan, terwujudnya Orchid Forest setelah melalui penelitian panjang. Butuh waktu dan kesabaran untuk mengumpulkan ratusan jenis Anggrek agar tumbuh baik di kawasan hutan Bandung Utara.

“Orchid Forest selain obyek wisata juga pusat budidaya, konservasi dan penangkaran bunga anggrek. Dengan konsep geowisata dan ecotourism ini Perhutani berupaya menjaga kelestarian flora sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Sumber : jabarekspres.com

Tanggal : 24 Agustus 2017

]]>
Tanam 157 Jenis Anggrek https://stg.eppid.perhutani.id/tanam-157-jenis-anggrek/ Thu, 24 Aug 2017 06:10:28 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49113 PASUNDANEKSPRES.COM (23/8/2017) |Sekitar 157 jenis anggrek dari Penjuru dunia hiasi hutan pinus di Cikole Lembang, destinasi wisata ini digadang gadang sebagai wisata unggulan baru di Lembang.

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, Andi Purwadi, mengatakan, selain banyaknya area olahraga dan arena hiburan bertaraf internasional, Orchid Forest Lembang sebagai tempat wisata baru juga menjadi taman anggrek terbesar.

“Tadi saya lihat banyak yang sifatnya sudah tarafnya internasional jadi suatu contoh saja, taman anggrek ini kan paling besar dari taman mini,” ungkapnya saat ditemui di trail opening Orchid Forest Lembang Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Dikatakan Andi, banyaknya koleksi anggrek yang dimiliki membuat Orchid Forest menjadi destinasi wisata unggulan.

Selain itu, berkenaan konsep yang mengemas taman secara natural, ia menuturkan, dapat dilihat dari banyaknya pepohonan di Orchid Forest Lembang ditempeli dengan anggrek dari berbagai jenis.

“Kalau melihat ini kan alami, nanti pohon-pohon ditempeli anggrek-anggrek segala macem jadi tempat yang paling bagus buat melihat, menikmati anggrek,” ucapnya.

Disinggung soal aksesnya, ia memaparkan, akan ada kluster Bandung Barat membuat Orchid Forest Lembang akan terintegrasi dengan tempat wisata lainnya.

“Aksesnya cukup baik karena nanti kan ada istilahnya kluster pengembangan wisata Bandung Barat tepatnya kluster Cikole dengan wisata-wisata yang sudah ada nanti terintegrasikan,” paparnya.

Andi menghimbau, dalam pengelolaan hutan menjadi taman hutan mesti bisa mensejahterakan masyarakat.

“Mesti ada pengelolaan hutan bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” himbaunya.

Ciri wisata di area perhutani, ia berujar, harus bersih dari sampah.”Ciri wisata di perhutani harus benar-benar bersih tidak ada sampah di kiri-kanan,” tukasnya.

Sebagai bentuk harapan, ia menyampaikan, ada bentuk kontribusi baik dari pihak perusahaan maupun perhutani supaya terwujud destinasi wisata nasional.

“Harapan kami ini juga suatu harapan pemerintah daerah, juga ada destinasi wisata yang sifatnya nasional mudah-mudahan perhutani juga bisa berkontribusi,” pungkasnya.

Sumber : pasundanekspres.com

Tanggal : 23 Agustus 2017

]]>
Perhutani Bandung Utara Buka Obyek Wisata Orchid Forest https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bandung-utara-buka-obyek-wisata-orchid-forest/ Wed, 23 Aug 2017 03:46:40 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49067 RMOLJABAR.COM (22/8/2017) | Menggandeng perusahaan swasta PT Jala Energy, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara kembali membuka obyek wisata baru bertaraf internasional diberi nama Orchid Forest.

Berdiri diatas 12 hektar lahan hutan pinus di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Orchid Forest diprediksi akan menjadi destinasi wisata baru dengan koleksi 157 anggrek langka dari berbagai belahan dunia.

Disaksikan Kepala Perhutani divisi regional Jabar-Banten Andi Purwadi, penandatanganan kerjasama dilakukan Dirut PT. Jala Energy, Barry Akbar dan Kepala Primer Koperasi Perhutani Reni Sureni pekan lalu, menandai awal dibukanya obyek wisata alam khas pegunungan Bandung Utara.

“Dari sekian banyak jenis anggrek di seluruh dunia, setengahnya ada di Indonesia. Hal ini yang menginspirasi kami membuat taman anggrek yang dapat dinikmati wisatawan,”ungkap Barry Akbar, Selasa (22/8).

Menurutnya, dipilihnya kerjasama dengan Perhutani KPH Bandung Utara lantaran kawasan hutannya cocok untuk hidup berbagai jenis anggrek nusantara bahkan anggrek dari Venezuela, Peru dan Amerika Serikat.

“Suhu disini rerata 14-21 derajat celcius, dengan suhu tersebut tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik,”paparnya.

Barry menambahkan, wisatawan yang datang ke Orchid Forest tak hanya menikmati limpahan oksigen sejuk khas hutan pinus, namun juga diajak untuk berjalan-jalan dan memanjakan mata melihat keindahan warna warni anggrek langka.

“Di Orchid Forest wisawatan bisa menikmati, memiliki dan belajar budidaya Anggrek. Salah satu yang menjadi primadona kami miliki anggrek hitam langka atau coelogyne pandurata dan anggrek kantong semar atau anggrek selop,”jelasnya.

Ditempat sama, Kepala Perhutani Divre Jabar-Banten, Andi Purwadi menjelaskan, terwujudnya Orchid Forest setelah melalui penelitian panjang. Butuh waktu dan kesabaran untuk mengumpulkan ratusan jenis Anggrek agar tumbuh baik di kawasan hutan Bandung Utara.

“Orchid Forest selain obyek wisata juga pusat budidaya, konservasi dan penangkaran bunga anggrek. Dengan konsep geowisata dan ecotourism ini Perhutani berupaya menjaga kelestarian flora sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Perhutani memahami, lanjut Andi, lokasi Orchid Forest yang berada di kawasan hutan lindung memiliki perlakuan khusus diatur dalam regulasi hukum. Tanpa mengabaikan jalur itu, taman anggrek ditata sedemikian rupa agar tak ada kerusakan hutan meski kini menjadi destinasi wisata.

“Sudah kita pelajari betul, perpaduan taman anggrek dan hutan pinus tak akan mengganggu ekosistem hutan lindung. Keberadaan pohon pinus wajib dipertahankan dan penataan anggrek di pohon pinus justru indah tanpa merusak,” tandasnya.

Sumber : rmoljabar.com

Tanggal : 22 Agustus 2017

]]>