wisatablora – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 22 Mar 2017 01:41:07 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png wisatablora – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Garap Cagar Budaya Jadi Destinasi Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/garap-cagar-budaya-jadi-destinasi-wisata/ Wed, 22 Mar 2017 01:41:07 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45970 SUARAMERDEKA.COM (22/3/2017) | Bangunan ataupun benda-benda cagar budaya di Blora berpotensi menjadi daya tarik wisata. Cagar budaya tersebut bisa menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Blora, minimal untuk mempelajarinya.

Namun untuk menjadikan cagar budaya menjadi destinasi wisata perlu pengelolaan yang baik terhadap cagar budaya tersebut.

Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora menyadari hal itu. Sejumlah pihak pun diundang dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Cagar Budaya yang digelar di Resto Joglo, kemarin.

Rakor melibatkan pejabat sejumlah lembaga dan pegiat cagar budaya di Blora. Tujuannya antara lain menyinergikan pengelolaan potensi cagar budaya sebagai daya tarik wisata dan memberi manfaat bagi masyarakat.

”Perlu diproyeksikan cagar budaya menjadi destinasi wisata,” kata Sekretaris Dinporabudpar Pratikto Nugroho, mewakili Kepala Dinporabudpar Kunto Aji dalam rakor tersebut.

Rapat itu diikuti perwakilan Perum Perhutani KPH Blora, Migas Cepu, Pertamina EP Field Cepu, Bappeda Blora, Bagian Humas dan Protokol Setda Blora, Bagian Hukum Setda Blora, Yayasan Mahameru Blora, Paguyuban Tosan Aji Toya Padasan, Forum Peduli Sejarah Budaya Blora, Komunitas Jelajah Blora dan sejumlah pegiat cagar budaya.

Selain memiliki daya tarik wisata, keberadaan cagar budaya di Blora, kata Pratikto Nugroho, diharapkan mempunyai manfaat dengan indikator penilaian secara menyeluruh.

Tidak hanya sebagai kebanggaan orang Blora tapi juga dunia. Pihaknya menyadari bahwa pengelolaan cagar budaya di Blora masih belum bagus. Meski demikian sejatinya potensi cagar budaya di Blora tidak kalah dari daerah lain.

Oleh karena itu perlu sinergi dengan sejumlah pihak. Beberapa potensi cagar budaya Blora berada di kawasan Perhutani dan Migas, sehingga perlu lebih dintensifkan koordinasi.”

Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudopar Sukartono dalam paparannya mengemukakan, UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menjelaskan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Menurutnya, perlu adanya tim regristrasi cagar budaya (TACB) dan tim ahli cagar budaya (TACB) di tingkat kabupaten. Tim tersebut ditetapkan oleh bupati.

Dengan keberadaan tim tersebut, cagar budaya di Blora diharapkan bisa dikelola lebih bagus lagi.” Pada rakor tersebut, perwakilan dari Perhutani KPH Blora Teguh Agusman, menyatakan pihaknya akan lebih intensif berkoordinasi dengan Dinporabudpar untuk pelestarian dan pendataan cagar budaya yang berada di kawasan hutan. (H18-14)

Sumber: suaramerdeka.com

Tanggal: 22 Maret 2017

]]>
Wisata Buah Ditemukan di Tunjungan Blora https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-buah-ditemukan-di-tunjungan-blora/ Tue, 07 Mar 2017 02:23:49 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45721 HARIANJATENG.COM (6/3/2017) | Tidak Kabupaten Blora kalau tidak kaya akan wisatanya. Ya, kebun buah milik PT.MSS di Dukuh Klapanan Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan seluas 12 hektar lebih kini semakin menarik untuk dijadikan tujuan wisata petik buah. Meskipun secara keseluruhan belum siap untuk dibuka umum, namun sudah banyak pengunjung yang antri pengen datang merasakan sensasinya petik buah di kebun yang terhampar di bagian tenggara Waduk Greneng ini.
Bahkan nama Kebun Buah Klapanan telah dikenal hingga ke luar kota. Belum lama ini, tepatnya Sabtu (4/2/2017) sebuah stasiun TV nasional sengaja datang untuk melakukan peliputan di perkebunan milik Pak Bambang Suharto tersebut. Kedatangan mereka bertepatan dengan musim panen jambu kristal. Sedangkan untuk buah kelengkeng baru akan panen akhir Februari ini.

“Pas kesini, pas panen jambu kristal. Ternyata jambunya enak dan segar karena baru dipetik dari pohonnya. Dagingnya tebal dengan biji yang sangat sedikit, rasanya ingin ngemil jambu terus,” ucap Nadia Kanaya, salah satu pengunjung asal Semarang bersama rekannya Fardani dan Mita.

Lokasi kebun yang berada di daerah perbukitan tepi Waduk Greneng dengan hembusan angin yang cukup kencang membuat suasana semakin damai dan segar. Para pengunjung pun dimanjakan dengan pemandangan yang “ijo royo-royo”. Image Blora yang kering dan gersang pun sedikit demi sedikit mulai pudar.

Di lahan seluas 12 hektar lebih itu terdapat perkebunan buah jambu kristal, srikaya, kelengkeng, pepaya, alpukat, jeruk, hingga durian. Bambang Suharto sebagai pemilik kebun mengaku bahwa pihaknya sebenarnya belum siap untuk menerima kunjungan wisatawan dengan skala besar mengingat fasilitas untuk berkeliling belum tersedia secara lengkap.

“Memang kami belum buka untuk umum, namun untuk acara tertentu biasanya dengan ijin terlebih dahulu akan dipertimbangkan. Kedepan kita akan kembangkan untuk agrowisata dengan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pelakunya. Sudah banyak warga sekitar yang bekerja di kebun kami,” bebernya.

Hingga kini, hasil buah-buahan dari perkebunannya hanya dipasarkan di dalam Kota Blora. “Setiap kali panen langsung ludes dibeli toko buah, tidak sempat mengirim ke luar kota. Produk kita branding BLORA yakni akronim dari Buah Lokal Nusantara,” lanjutnya.

Drs.Kunto Aji sebagai Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) yang siang itu turut hadir di perkebunan Klapanan bersama keluarga, mengungkapkan dukungannya agar kebun yang didirikan sejak 2012 ini bisa dijadikan salah satu objek dalam paket wisata di Kecamatan Tunjungan.

“Kita di dinas memang sedang menyusun paket-paket wisata Kabupaten Blora, salah satunya di Tunjungan ini. Ada Waduk Greneng, Kebun Duren Nglawungan dan Kebun Buah Klapanan. Kulinernya juga ada bakar dan ikan bakar, semuanya akan kita jadikan paket wisata,” jelas Drs. Kunto Aji yang juga mantan Camat Blora Kota ini sambil memetik buah kelengkeng yang super manis dan berdaging tebal.

Pihaknya menyatakan siap untuk menjadi penghubung dan memfasilitasi pengembangan kebun buah yang ada di Tunjungan. Salah satunya dengan berkoordinasi bersama Perhutani, mengingat tanah di sekitar kebun buah merupakan milik Perhutani KPH Blora. (Red-HJ99/eg)

Sumber: harianjateng.com

Tanggal: 6 Maret 2017

]]>