wisatamalang – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Mon, 11 Sep 2017 13:44:16 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png wisatamalang – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Malang Buka Peluang Belasan Investasi Baru di Sektor Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-malang-buka-peluang-belasan-investasi-baru-di-sektor-wisata/ Mon, 11 Sep 2017 13:44:16 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49492 JAWAPOS.COM (10/9/2017) | Potensi wisata yang terletak kawasan pantai dan gunung di Malang sebagian besar berada di wilayah perhutani. Maka tak heran bila potensi itu benar-benar dimaksimalkan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Malang.

Sampai saat ini ada 78 objek wisata yang dikembangkan KPH Malang dan belasan lainnya menunggu peresmian dalam setahun ke depan. Sebagian besar lokasi wisata itu bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Hutan Desa (LMDH) setempat yang mewakili pemerintah daerah.

Konsentrasi kawasan wisata itu berada di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Wisata Pantai dan wisata gunung berada di wilayah Kabupaten Malang dan sebagian kecil di kawasan Kota Batu. ‘’Sebagian lahan wisata itu kami kelola bekerja sama dengan pemda setempat atau LMDH,’’ kata Gatot Sulis Wardoyo, Humas KPH Malang, Minggu (10/9).

Maka tak heran dari puluhan objek wisata itu, pendapatan pada Januari – Agustus 2017 Rp 12, 3 miliar. Pendapatan itu berasal dari ticketing masuk lokasi. Namun belum termasuk tiket parkir.

Namun, lanjut Gatot, pendapatan itu masih harus dipotong pajak porporasi, kemudian dibagi lagi dengan pemda, dalam hal ini LMDH. Rinciannya, pajak porporasi 20 %. Setelah terkena pajak porporasi, setelah itu di seratus persenkan. Nah, ini baru dibagi lagi untuk perhutani 35 %, LMDH 30-33 %. Sisanya untuk mitra kelola seperi desa, muspika, masing-masing mendapatkan share 2 – 4 %.

Dalam mengelola wilayahnya untuk kawasan wisata, Perhutani Malang semata-mata untuk mengamankan kawasan sekitarnya yang masih berupa hutan. Selain untuk pelestarian lingkungan sekitar objek wisata. Sedangkan masyarakat sekitar mendapatkan nilai ekonominya. ‘’Jadi ini juga bagian untuk melestarikan, sekalian masyarakat sekitar turut menjaganya. Dan mendapatkan dampak ekonominya dari setiap wisata yang dibuka,’’ kata Gatot menambahkan.

Dari 78 objek wisata itu, belasan diantaranya merupakan favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebut saja Bale Kambang, Batu Bengkung, Sendang Biru, pantai Gua Cina, Coban Talun, Coban Rais, Coban Pelangi, pantai Pasir Panjang. Kawasan wisata itu selalu dipadati pengunjung tidak hanya pada saat hari libur, namun hari-hari biasa pengunjung selalu. ‘’Prinsipnya masyarakat atau kelompok bebas saja mengelola tempat wisata di wilayahnya yang merupakan daerah KPH Malang. Hanya saja, tetap sinergi dengan perhutani,’’ kata Gatot.

Menurut Gatot, masih ada peluang belasan lokasi wisata baru siap dikembangkan dalam setahun ke depan. ‘’Kalau ada investor yang tertarik dengan lokasi pariwisata dan tempatnya di wilayah Perhutani Malang, kami terbuka lebar untuk bekerja sama,’’ pungkas Gatot.

Sumber: jawapos.com
Tanggal: 10 September 2017

]]>
Menunggu Sunset di GSS https://stg.eppid.perhutani.id/menunggu-sunset-di-gss/ Fri, 24 Mar 2017 00:50:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46039 MALANGPOST.NET (24/3/2017) | Baru menjadi destinasi wisata, Gunung Sari Sunset (GSS) sudah jadi magnet wisatawan. Wana wisata yang terletak di wilayah Kecamatan Poncokusumo ini menawarkan sensasi panorama gunung dan hutan. Sunset di gunung menambah eksotik GSS.

GSS terletak di Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Traveler yang ingin mengeksplore tempat ini harus membawa kendaraan sendiri. Sebab belum ada jalur angkutan umum. Biasanya wisatawan membawa kendaraan sendiri.

Dari Kota Malang butuh waktu sekitar 1,5 jam hingga dua jam menuju GSS. Setelah melewati Tumpang, pengendara harus melewati jalan menanjak namun beraspal.

Perjalanan menuju GSS sangat menyenangkan. Apalagi saat berada di kawasan wisata tersebut. Di sebelah kiri dan kanan jalan terdapat hamparan sawah dan perkebunan apel.

Pelesir ke obyek wisata yang berada di kawasan milik Perhutani ini terbilang murah meriah. Sebab hanya membayar parkir Rp 2000 untuk motor dan mobil Rp 3.000. Sedangkan tiket masih digratiskan.

Ketika berada di GSS, wisatawan langsung betah. Suasana liburan di alam terbuka sangat terasa. Mata dimanjakan oleh panorama hutan pinus. Hati pun terasa sangat damai karena berada di antara rindangnya pohon.

“GSS punya daya tarik tersendiri. Memiliki hutan pinus, hutan konservasi dan perkebunan. Selain itu terdapat pemandangan khas budidaya sayuran dan buah oleh petani,” kata Chakim, pengelola GSS.

Suhu yang dingin merupakan sensasi tersendiri yang dimiliki GSS. Karena itu, wisatawan harus membawa jaket, terutama bagi mereka yang bermalam. Menunggu sunset merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Seperti namanya, GSS memiliki panorama indahnya sunset yang eksotik.

Selain alamnya yang memikat, terdapat rumah pohon yang bisa digunakan wisatawan untuk bermalam. Bangunannya sederhana, berbahan kayu. Luas bangunannya sekitar 2 x3 meter. Terdapat satu kamar yang bisa digunakan untuk bermalam. Kendati hanya tersedia satu kamar, namun memiliki daya tampung hingga empat orang. Sedangkan teras di luar bangunan berbentuk bundar sangat fungsional. Selain untuk nongkrong, juga tempat selfie.

Wisatawan yang ingin bermalam di rumah pohon cukup membayar Rp 200 ribu per malam untuk empat orang. Jika lebih dari empat orang, maka penyewa rumah pohon harus menambah Rp 25 ribu per orang.

GSS kini terus dilengkapi berbagai fasilitas penunjang. Di antaranya akan menyediakan arena flying fox dan juga guest house. (mg18/van)

Sumber: malangpost.net

Tanggal: 24 Maret 2017

]]>
101 Lokasi Wisata Milik Perhutani Hasilkan Rp 9,4 Miliar https://stg.eppid.perhutani.id/101-lokasi-wisata-milik-perhutani-hasilkan-rp-94-miliar/ Wed, 15 Feb 2017 01:09:56 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45325 6-a-coban-jahe-ben-1-ok-dspRADARMALANG.CO.ID (14/2/2017) | Banyaknya tempat wisata alam baru di Kabupaten Malang memberi sumbangsih pendapatan signifikan. Selain ke kas daerah, peningkatan pemasukan juga dirasakan Perum Perhutani KPH Malang. Dari total 101 lokasi wisata yang dikelola, tahun 2016 mampu menghasilkan pemasukan Rp 9,4 miliar.

”Tahun 2016 naiknya hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya,” terang Kaur Humas Perhutani KPH Malang, Gatot Sulis Wardoyo. Dari hasil rekapitulasi pendapatan kotor bidang usaha wisata perhutani, di tahun 2016 menembus angka Rp 9,4 miliar. Angka itu meningkat dibandingkan tahun 2015 yang mencatat pendapatan kotor Rp 4,8 miliar. ”Itu data pemasukan dari 101 tempat wisata yang kami kelola,” tambah Gatot.

Ia menjelaskan, ada beberapa lokasi wisata yang sumbangan pendapatan signifikan. Yang tertinggi adalah Pantai Regent di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur yang tahun lalu menyumbang pendapatan kotor Rp 3,1 miliar. Jumlah itu melampaui pemasukan pantai-pantai lainnya. Selain itu, destinasi wisata air terjun atau yang kerap disebut coban juga menyumbang pendapatan yang lumayan. Coban Jahe di Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung misalnya. Tahun lalu sukses menyumbang pendapatan senilai Rp 71 juta. Angka itu naik dibandingkan 2015 lalu yang hanya mendapat Rp 25 juta. (by/nay)

Sumber: radarmalang.co.id

Tanggal: 14 Februari 2017

]]>
Jumlah Wisatawan di Kab Malang Tembus 5,8 Juta https://stg.eppid.perhutani.id/jumlah-wisatawan-kab-malang-tembus-58-juta/ Tue, 31 Jan 2017 04:04:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44978 pantai-belekambangHARIANBHIRAWA.CO.ID (30/1/2017) | Gencarnya promosi pariwisata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, telah mendapat respon publik. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Malang terus meningkat. Dan pada tahun 2016, angka wisatawan yang masuk Kabupaten Malang tercatat 5,8 juta orang pengunjung.

Dari jumlah pengunjung di tahun 2016 itu, jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, Senin (30/1), kepada wartawan, untuk wisatawan mancanegara mencapai 129 ribu orang pengunjung. Sedangkan untuk wisatawan domistik mencapai 5,7 juta orang.

“Dan angka jumlah pengunjung tersebut lebih besar dibandingkan dua tahun silam,” ungkapnya.

Menurut dia, angka wisatawan yang berwisata di Kabupaten Malang ini, bisa tembus angka lima juta orang lebih itu. Karena Pemkab Malang terus melakukan trobosan melalui promosi yang sangat gencar terkait potensi wisata di Kabupaten Malang. Selain itu, terobosan yang dilakukannya, diantaranya sangat intents mengikuti event-event, baik itu berskala nasional maupun internasional. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh untuk meningkatkan jumlah para wisatawan di Kabupaten Malang.

Dengan berkembangnya teknologi seperti sekarang ini, kata Made, sangat memudahkan untuk melakukan promosi pariwisata Kabupaten Malang. Seperti melalui media massa, elektronik dan media sosial (medsos).

“Masyarakat saat ini rata-rata menggunakan ponsel pintar (smartphone) yang memiliki berbagai fasilitas. sehingga informasi apa saja bisa diakses dengan mudah,” paparnya.

Lebih lanjut menurut Made, wisata di Kabupaten Malang ini, yang sedang dijual adalah wisata pantai. Sebab, berdasarkan data yang ada bahwa jumlah pantai yang ada sekarang sebanyak 91 obyek wisata pantai. Namun, data pembanding dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kantor Perhutani Malang, bahwa jumlah tempat wisata pantai di Kabupaten Malang ini, jumlahnya lebih dari yang dimiliki, yakni sebanyak 101 obyek wisata

“Obyek wisata di Kabupaten Malang ini, mayoritas wisata pantai. Sehingga wisata pantai di kabupaten ini, tidak kalah dengan daerah-daerah di Indonesia. Karena telah memiliki keindahan pantai yang dimiliki beberapa daerah di Indonesia,” kata Made.

Di antaranya, lanjut dia, keindahan Pantai Raja Ampat di Papua, di Kabupaten Malang juga memilikinya, yakni di Pantai Tiga Warna, di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pantai Sanur di Bali, di Malang pun juga punya yakni Pantai Balekambang, di Wilayah Kecamatan Bantur. Dan masih banyak lagi pantai-pantai di Kabupaten Malang ini memiliki keindahan yang menajubkan.

“Untuk itu, kami bersama dinas terkait terus untuk meningkatkan perbaikan maupun pembangunan akses jalan menuju wisata pantai yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan. Karena akses jalan yang menuju pantai tersebut, mayoritas milik KPH Perhutani. Sehingga untuk membangun jalan, Pemkab Malang melakukan kerjasama dengan Perhutani,” tandas Made. [cyn]

Sumber: harianbhirawa.co.id

Tanggal: 30 Januari 2017

]]>
Potensi Ganda Pantai Ungapan Malang https://stg.eppid.perhutani.id/potensi-ganda-pantai-ungapan-malang/ Fri, 20 Jan 2017 02:48:40 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44662 img8-4KOMPAS (20/1/2017) | Pantai Ungapan di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ibarat dua sisi mata uang. Ke arah samudra, pantai ini menampilkan pesona alam yang tidak kalah elok dari pantai lain di Malang. Ke arah daratan, muara Sungai Panguluran yang bermuara ke pantai itu menyimpan potensi wisata olahraga menarik.

Di bawah terik matahari, hari Minggu (8/1) siang beberapa orang, termasuk Bupati Malang Rendra Kresna, mencoba bermain jet ski. Mereka beberapa kali bermanuver ringan di muara Sungai Panguluran yang bentuknya mirip laguna kecil, dikelilingi bukit, pepohonan, dan bentang pasir pantai yang halus.

Airnya payau, mengalir tenang Ombak dari arah laut pecah beberapa meter di bibir muara. Meskipun musim hujan, volume air di muara tidak terialu besar. Kedalaman dasar sungai hanya sekitar 2 meter dengan lebar kurang dari 100 meter. Di tempat ini biasanya wisatawan lokal bermain air. Lokasi itu dianggap lebih aman dibandingkan bermain air laut.

“Jika air laut sedang pasang, muara sedikit melebar. Kalau air laut surut kondisinya tetap seperti ini, termasuk saat musim kemarau,” ujar Slamet Suyono, Ketua Kawula Muda Bersatu, komunitas yang salah satu kegiatannya menggali potensi olahraga di kawasan Malang selatan, salah satunya jet ski.

Kondisi alam di muara sungai yang masih asri memberikan nuansa tersendiri. Diwarnai kicau burung sekali-sekali, pengunjung bisa menyusuri muara yang berkelok-kelok sejauh 6-7 kilometer ke arah hulu. Selama perjalanan, pengunjung bisa melihat pohon asli daerah itu yang terletak di lahan milik Perhutani Muara itu pun belum terjamah aktivitas nelayan.

Aliran air yang tenang membuat laju jet ski mulus tanpa guncangan. Sensasinya berbeda dibandingkan dengan saat main di pantai yang berombak besar sehingga cocok bagi pemula. Sementara mereka yang memiliki keberanian bisa langsung merasakan dua medan sekaligus, yakni seusai main di muara langsung berpindah ke laut

Pantai Ungapan belum banyak mengalami sentuhan. Kondisi pantai memanjang dengan hiasan beberapa pulau kecil di kejauhan. Beberapa rumah yang sekaligus menjadi warung makanan kecil berada di sisi timur.

Sejauh ini Ungapan menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan yang berkunjung ke pantai di Malang. Tidak jauh di sebelah barat Ungapan terdapat sejumlah pantai lain, seperti Bajulmati, Jelangkung, Bengkung, Ngudel, dan Balaikambang yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Di sisi timur terdapat Pantai Goa China dan Sendangbiru yang dihuni banyak nelayan.

Semua pantai itu terjalin oleh Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang telah beraspal mulus sepanjang sekitar 30 kilometer. Di sepanjang pesisir selatan Malang itu terdapat beberapa titik yang menarik untuk olahraga air, seperti Kondang-merak dan Banyumeneng yang cocok untuk jet ski; Lengoksono, Banyuanjlok, dan Wediawu yang cocok untuk menyelam, selam permukaan (snorkeling), dan selancar.

Pantai Lengoksono dan Pantai Wediawu sudah lebih dulu diperkenalkan kepada publik. Beberapa bulan lalu, pemerintah daerah menyelenggarakan acara ekshibisi selancar bertajuk “Singhasari International Surfing Exhibition” yang diikuti peselancar dalam dan luar negeri.

20 pantai

Rendra Kresna mengatakan, pihaknya sedang berusaha mengangkat potensi pantai yang ada Malang memiliki lebih dari 20 pantai yang tersebar di sepanjang 105 km garis pantai Dari jumlah itu, baru sebagian yang terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Sebagian lain masih apa adanya.

Pantai di Malang juga memiliki ciri dan keunggulan masing-masing. Ada pantai yang bisa dinikmati dari sisi bentang alam, dan ada pula pantai yang bisa dinikmati untuk berolahraga. Akses menuju sebagian pantai saat ini juga semakin mudah setelah terkoneksi oleh JJLS yang lebar dan mulus.

“Selain mengembangkan potensi wisata yang ada, kami juga mengembangkan pariwisata untuk mendukung perekonomian desa. Selama ini masyarakat pesisir selatan masih kalah berkembang. Dengan meningkatnya dunia pariwisata, desa diharapkan bisa memperoleh nilai tambah melalui kegiatan ekonomi kreatif ada yang membuat suvenir, kuliner, hingga rumah tinggal (Homestay),” kata Rendra.

Menurut Rendra, masyarakat umumnya telah siap berpartisipasi mendukung pariwisata di daerah masing-masing. Sejauh ini mereka telah mendapatkan pembinaan, baik yang dilakukan pemerintah desa, Perum Perhutani (obyek wisata di dalam wilayah Perhutani), maupun pembinaan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata melalui program sadar wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara mengakui, di luar JJLS masih ada jalan menuju sejumlah pantai yang masih sempit Kondisi ini sering menimbulkan kemacetan kendaraan saat musim libur panjang tiba.

“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperlebar badan jalan sehingga kendaraan besar seperti bis wisata bisa melintas lancar,” ujarnya.

Menurut Made, jumlah wisatawan ke pantai di Malang terus meningkat. Bahkan, pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2017 lalu jalan menuju pantai macet panjang karena animo masyarakat yang tinggi. Tahun 2016, jumlah wisatawan diperkirakan lebih dari 2 juta orang, sebagian besar merupakan wisatawan domestik. (DEFRI WERDIONO)

Sumber: Kompas, hal. 23

Tanggal: 20 Januari 2017

]]>
Mau Selfie Serasa Terbang di Atas Pegunungan https://stg.eppid.perhutani.id/mau-selfie-serasa-terbang-pegunungan/ Sun, 15 Jan 2017 01:02:53 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44460 mau-selfie-serasa-terbang-di-atas-pegunungan-datang-saja-ke-sini_m_102447JAWAPOS.COM (15/1/2017) | Bagi Anda yang ingin berfoto seolah terbang di udara sembari mengepakkan sayap, datanglah ke Wana Wisata Paralayang Gunung Banyak, Kota Batu – Malang. Sebab, objek wisata yang dikelola Perum Perhutani itu menyuguhkan spot selfie Sayap Malaikat.

Tinggi model itu hanya 2,56 meter dengan lebar 3,60 meter. Dengan demikian, risiko wisatawan jatuh sangat kecil. Juga menjadi solusi bagi wisatawan yang takut ketinggian. ”Yang gak berani terbang, cukup berimaginasi di sini (spot selfie Sayap Malaikat),” ujar Bambang Hariyanto, Art Director Wana Wisata Perum Perhutani KPH Malang, seperti dikutip Jawa Pos Radar Batu, Minggu (15/1).

Wahana Sayap Malaikat itu dibangun sejak 22 Desember lalu. Penambahan wahana itu sengaja dilakukan untuk menyambut wisatawan saat long weekend akhir tahun. “Mereka (wisatawan) bisa memiliki sayap tanpa harus terbang,” ujar bapak dua anak itu.

Hadirnya spot selfie ini karena perum perhutani ingin menghadirkan wisata yang unik dan kekinian. Terlebih, kata Bambang, wana wisata paralayang kerap dikunjungi wisatawan yang didominasi pasangan muda-mudi.

Kedepannya, Bambang akan menambah satu unit wahana baru lagi. Konsepnya tidak sayap malaikat. Tapi ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda. “Kami terus berbenah supaya wisata di sini semakin bagus,” pungkas pria yang juga merangkap sebagai Kepala Wana Wisata Gunung Banyak Paralayang itu.(zya/dan)

Sumber: jawapos.com

Tanggal: 15 Januari 2017

]]>